Jakarta, mediakorannusantara.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali (UIT JBM) mengantisipasi pemadaman listrik di Pulau Madura, setelah menemukan titik panas atau hotspot yang bisa menyebabkan pemadaman bergilir.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya titik panas adalah meningkatnya beban yang disalurkan dari 74 megawatt (MW) menjadi 88 MW saat Ramadan.
Hal tersebut disampaikan General Manager PLN UIT JBM, Didik F Dakhlan, melalui keterangan tertulisnya, Senin (11/4/2022).
Setelah ditemukannya hotspot, kata Didik, PLN kemudian memperbaiki menara pertemuan (Sealing End) antara Saluran Udara Tegangan Tengah (SUTT) dengan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) T.15 Kenjeran-Gilitimur yang menyalurkan listrik ke Pulau Madura, sebelum melalui SKTT 150 kV.
“Dengan dilakukannya pekerjaan oleh Tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) membuat penyaluran listrik ke Pulau Madura tidak mengalami pemadaman. Tim tetap semangat melakukan pekerjaan meski sedang menjalankan ibadah puasa, semoga tidak ada gangguan dalam penyaluran listrik ke seluruh pelanggan,” kata Didik.
Dengan demikain PLN telah menyelamatkan 264 MW listrik dan akan terus melakukan pemantauan pada sebagian titik baik SUTT maupun SUTET yang berpotensi terjadinya hotspot.
“Tugas kami adalah menjaga keandalan serta kontinuitas dalam penyaluran energi listrik merupakan tugas utama yang diemban PLN,” ujar Didik.
Sebelumnya, Pulau Madura pernah mengalami pemadaman bergilir beberapa waktu lalu akibat adanya gangguan listrik di wilayah Jembatan Suramadu, hingga menarik perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk turun ke lapangan, melihat langsung gangguan yang terjadi. (wan/inf)