Surabaya (KN) – Hari Buruh Internasional atau yang biasa disebut May Day tak harus diperingati dengan menggelar unjuk rasa, contohnya seperti yang terjadi di Taman Surya Surabaya, Selasa (1/5). Para buruh justru berjoget bersama Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan segenap jajaran Muspida Kota Surabaya.
Usai apel peringatan Hari Buruh Sedunia, ratusan peserta apel yang terdiri dari gabungan buruh dari sejumlah perusahaan di Surabaya langsung berbaur menyantap hidangan yang sudah disediakan. Acara saat itu memang dikemas sedemikian rupa menyerupai pesta rakyat dengan beberapa stan makanan. Ada pula prosesi pelepasan burung sebagai simbol perlawanan terhadap penindasan buruh dan pengundian door prize dengan ragam hadiah menarik.
Walikota juga dengan luwesnya berjoget bersama para pekerja dengan iringan musik dangdut dan banyolan renyah ala Djadi Galajapo yang saat itu didapuk sebagai MC. “Kita semua bisa memaknai Hari Buruh Internasional dengan sesuatu yang positif. Acara ini merupakan salah satu bentuk apresiasi Pemkot terhadap eksistensi para pekerja di Surabaya,” ujar Kabag Humas Pemkot Surabaya Nanis Chairani.
Dalam amanatnya Walikota menyatakan, pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha tentu harus diikuti pula oleh kesejahteraan para buruh. “Saya menekankan agar perusahaan lebih peduli terhadap pekerjanya. Alangkah kurang adil kalau pendapatan perusahaan meningkat namun kesejahteraan buruh terabaikan,” ujarnya.
Walikota juga menghimbau para buruh agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu ketertiban umum. Jika para pekerja memiliki aspirasi bisa disampaikan dengan cara yang tepat dan efektif. Apalagi saat ini sudah ada lembaga tripartit yang mencakup tiga unsur yakni pemerintah, pengusaha dan serikat pekerja.
“Dengan semangat Hari Buruh Sedunia ini, mari kita tingkatkan produktifitas dan kedisiplinan. Sebab, dengan demikian hubungan perusahaan dan pekerja akan terjalin dengan baik sehingga tercipta sinergi di dunia usaha ini,” pungkas Walikota Tri Rismaharini. (anto)