KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Perhiasan Emas Primadona Ekspor Jatim

Surabaya (KN) – Provinsi Jatim telah melakukan transaksi perdagangan internasional dengan mengekspor perhiasan dengan nilai transaksi 9 triliun rupiah. Peningkatan nilai ekspor ini sebanyak 100 persen dari tahun kemarin.“Kenaikan nilai ekspor tentu didukung oleh bertambahnya pekerja di sektor kerajinan perhiasan. Di Jatim telah menyedot jumlah pekerja sebanyak 200.000 lebih pekerja dan pengrajin,”kata Wagub Jatim Drs.Saifullah Yusuf saat menanggapi pertanyaan wartawan usai pembukaan pameran perhiasan 17 th Surabaya Internasional Jewellery Fair di Hotel

Shangrilla Surabaya, Kamis (25/10).
Kenaikan ekspor ini, kata Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim ini, didukung para pengrajin dan pengusaha perhiasan yang terus melakukan inovasi dan kreasi. “Perlu peningkatan inovasi dan kreasi model perhiasan untuk mengalahkan persaingan dagang baik itu antar negara maupun pasar dalam negeri,” katanya.

Gus Ipul minta, pengrajin mengutamakan model-model  kearifan lokal, terutama untuk pangsa pasar dalam negeri. Seperti bentuk model sedap malam dan semanggi.
Gus Ipul mengapresiasi penyelenggaraan pameran perhiasan semacam ini. Ini karena pasar bisnis perhiasan tidak akan bosan dan akan terus mengalami peningkatan. Namun untuk peningkatan tersebut dibutuhkan inovasi dan kreasi dari pengrajinnya.

“Ini adalah suatu kenyataan bahwa bisnis perhiasan sangat menjanjikan. Karena seiring dengan bertambahnya penduduk didukung dengan meningkatnya pendapatan maka daya beli perhiasan akan terjangkau,” katanya.

Menurut Gus Ipul, peningkatan daya beli terjadi pada kelas menengah yang kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi. Kelas menengah akan terus berkembang dan menjadikan perhiasan sebagai gaya hidup.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Budi Setiawan, mengatakan pameran perhiasan ini bertujuan untuk meningkatkan transaksi ekspor maupun dalam negeri. Perhiasan saat ini disamping untuk menghias diri juga sebagai barang investasi.

“Perhiasan saat ini tidak hanya menjadi perhiasan diri saja tetapi menjadi barang investasi dan gaya hidup. Berangkat dari hal tersebut maka pameran perhiasan ini digelar untuk meningkatkan transaksi perhiasan di Jatim,”katanya.

Menurutnya, ekspor perhiasan dari Jatim ke negara Afrika Selatan, Jepang dan Eropa pada tahun ini mencapai 886.478 US $. Peningkatan ini sebesar 92,62 persen dibanding tahun lalu yang nilai transaksinya 426.000 US$.

“Kenaikan nilai ekspor didukung oleh 26 perusahaan emas kelas menengah dan besar serta 1.854 pengusaha kecil yang ada di Jatim. Ini terus mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya terutama Afrika Selatan dan Jepang,” katanya.

Pameran diikuti 138 peserta baik berasal dari dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan APEPI (Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia),Kemendag,Dekranasda Jatim,Pengusaha dari luar negeri diantaranya Malaysia,Singapura,India, Thailand dan Hongkong. Sementara pengusaha dalam negeri sebanyak 132 stan berasal dari DKI Jaya, Jatim, NTT,NTB Joga dan Jateng. (yo)

Related posts

Raih Nilai Tertinggi Se Indonesia, Jatim Sabet Predikat Penerapan Sistem Merit Kualitas ‘Sangat Baik’ di Pengisian JPT Tahun 2021

kornus

DPRD Jatim Minta BPJS Kesehatan Batalkan Aturan Sistem Rujukan Berobat

kornus

Mendagri : Anggaran Pilkada Serentak 2018 Ditanggung Sepenuhnya Oleh Pemerintah Daerah

kornus