Surabaya (KN) – Sebanyak 69 pemuda terpilih dari 42 negara, akan tampil menunjukkan kepiawaiannya dalam memahami dan menguasai budaya Indonesia. Mereka akan menari tarian khas Indonesia, memainkan alat musik tradisional khas Indonesia, juga atraksi seni khas Indonesia dalam pagelaran akbar bertajuk “Indonesian Channel 2013.
Acara bertemakan “bersatu dalam cinta Indonesia” ini diselenggarakan Direktorat Diplomasi Publik Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya di Airlangga Convention Centre, Universitas Airlangga Surabaya, Minggu (15/9/2013) malam. Pagelaran seni dan budaya tersebut akan menutup rangkaian kegiatan pemberian Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang telah dimulai sejak Juli 2013.
Direktur Diplomasi Publik Kemenlu RI, Al Busyra Basnur mengatakan, pagelaran Indonesia Channel 2013 ini menampilkan kiprah dari 69 pemuda dari 42 negara peserta BSBI 2013. Setelah selama tiga bulan, peserta BSBI ini belajar budaya asli Indonesia di berbagai daerah di Indonesia, termasuk juga belajar membatik dan mengunjungi berbagai tempat bersejarah.
Kali ini, mereka akan menampilkan kebolehannya dari hasil belajar tersebut. Para pemuda terpilih tersebut akan menampilkan tari-tari dari berbagai daerah seperti Tari Gandrung, Jaipongan, Jaranan, Satya Brasta, Puspa Wresti, Pakarena dan Pencak Silat. Selain itu juga akan dimainkan music tradisional seperti Angklung Arumba, Indilogo dan Gamelan.
“Mereka akan menampilkan kebolehannya menari dan memainkan musik tradisional Indonesia yang mereka pelajari selama mengikuti program BSBI,” ujar Al Busyra.
Menurutnya, tidak sembarangan pemuda yang bisa terpilih dalam program BSBI ini. Kemenlu dengan dibantu Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di masing-masing negara, menyaring pemuda-pemuda potensial setempat untuk dimasukkan dalam program ini. Kemudian, Kemenlu akan melakukan seleksi. Nah, setelah terpilih, pemuda-pemuda tersebut datang ke Indonesia dan dikirim ke berbagai daerah seperti Solo, Bali atau Makassar untuk mempeljari budaya Indonesia.
Al Busyra menghimbau warga Kota Surabaya, khususnya pemuda di Kota Pahlawan ini, untuk datang menyaksikan pertunjukan di Convention Centre Unair Surabaya nanti. “Indonesia Channel ini juga diperuntukkan bagi masyarakat luas di Surabaya, terutama kalangan muda agar dapat menyaksikan bagaimana generasi muda dari negara-negara lain semangat mempelajari seni budaya Indonesia,” imbuh Al Busyra.
Para pemuda pilihan tersebut memang serius belajar budaya Indonesia. Dalam sesi jumpa pers di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Rabu (11/9/2013), beberapa dari mereka yang berasal dari Rusia, Suriname, Serbia, Fiji dan Filipina, sudah fasih berbahasa Indonesia. Mereka juga memperlihatkan kemampuan mereka dalam menari dan bermain alat music tradisional Indonesia. Karuan saja, penampilan tersebut mendapatkan aplaus dan tepuk tangah meriah dari para jurnalis.
“Selamat sore, apa kabar semuanya, sehat semua kan? Perkenalkan nama saya Natalia. Saya berasal dari Rusia,” ujar Natalia, perwakilan dari Rusia yang fasih berbahasa Indonesia.
Natalia yang memakai pakaian nasional Rusia ini belajar di salah satu sanggar tari di Solo, juga memperlihatkan kepiawaiannya dalam menari . “Saya bangga bisa terpilih dalam program BSBI ini. Terima kasih untuk kesempatan unik ini. Setelah kembali ke Rusia, saya akan ceritakan eksotisnya budaya Indonesia kepada rekan-rekan saya,” ujar dia.
Al Busyra menjelaskan, program BSBI ini memiliki dua jalur. Jalur pertama adalah program reguler yang diikuti pemuda-pemuda terpilih dari berbagai negara untuk mempelajari budaya asli Indonesia. Kemudian ada jalur kusus tahun 2013 dengan tema “Indonesian Studies for Indonesian Diaspora” yang diperuntukkan bagi 10 orang Diaspora Indonesia, yakni keturunan Indonesia yang berada di luar negeri. Selain budaya, mereka juga belajar tentang Indonesia terkini di bidang politik, ekonomi, social budaya di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Vetera Yogyakarta. Peserta BSBI kekhususan ini berasal dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jerman, Inggris, Italia, Tunisia, Suriname dan Rusia.
Awal mulanya, BSBI pada tahun 2003 diberikan kepada negara-negara di kawasan Asia Pasifik kemudian berkembang ke banyak negara. Sampai tahun 2013, BSBI telah diberikan kepada 518 alumni dari 55 negara. Mereka terus mempromosikan seni budaya Indonesia di negara mereka. (anto)