KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Pemprov Gandeng Polda Jatim Awasi Peredaran Gula Rafinasi

ilustrasi-gula-rafinasiSurabaya (KN) – Gubernur Jatim, Soekarwo menyoroti beredarnya gula rafinasi impor ke pasar tradisional di jawa Timur . Setelah tegas menolak gula rafinasi masuk Jawa Timur, Pemprov kini mulai menggandeng Polda Jatim menggelar operasi pasar untuk pengawasan peredaran gula rafinasi.
“Untuk memastikan bahwa tidak adanya gula rafinasi yang dijual diluar produsen makanan dan minuman, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggandeng pihak kepolisian untuk menindak tegas pihak yang sengaja menjual gula rafinasi ke pasar umum,” kata Soekarwo, Senin (28/4/2014).

Menurut orang nomor satu di Pemprov Jatim ini, khusus untuk gula rafinasi yang masuk di Jawa Timur, pihaknya bersama Kapolda akan melakukan operasi pasar. Hal ini dilkaukan guna menyakinkan dan benar-benar melarang peredaran gula rafinasi diluar peruntukan yang sebenarnya, karena peruntukan impor gula rafinasi sudah diatur di dalam undang-undang.

Sedangkan untuk gula rafinasi yang disalurkan ke luar pulau, kata dia, bukan menjadi otoritasnya. Namun digelarnya operasi pasar untuk memantau peredaran gula rafinasi juga untuk melindungi gula lokal milik petani yang kini masih banyak tersimpan di gudang dan tak laku dijual.

“Masuknya gula rafinasi ke pasar tanah air, khususnya ke wilayah Indonesia Timur membuat gula lokal asal Jawa timur tak laku. Kami memperkirakan ada 650.000 ton gula yang masih berada di gudang dan belum terserap pasar,” katanya.

Untuk itu, tiga minggu yang lalu pihaknya berinisiatif mengirim surat ke Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. “Kami secara resmi telah berkirim surat ke Presiden soal kondisi industri gula di Jawa Timur. Surat juga ditembuskan ke Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian dan DPR RI. Salah satu pesan pokok dalam surat itu meminta solusi terhadap belum terserapnya gula petani,” ujar Soekarwo.

Soekarwo mengatakan, berdasar aspirasi petani tebu maka persoalan gula di gudang harus dicarikan solusi. Pasalnya, musim giling akan dimulai Mei mendatang. “Gula banyak yang nganggur di gudang karena tak terserap pasar di luar daerah, di sana ada gula rafinasi. Kalau tidak ada solusi harga gula akan jatuh lagi,” ungkpanya. (rif)

Related posts

Pipa PDAM Putus, Kampung Panjang Jiwo Kesulitan Air

kornus

Bude Karwo : PKK Jatim Cari Solusi Korban Narkoba

kornus

Selama 2014 Hingga Maret 2015, Sebanyak 183 Ibu Hamil di Jatim Positif HIV

kornus