Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019 ini tensi politik nampaknya semakin tinggi. Semua partai politik sedang berkosentrasi melakukan komunikasi dan berbagai persiapan menyambut pesta demokrasi pada 17 April mendatang. Hal ini menjadi momentum yang sangat baik dalam berdemokrasi, yaitu demokrasi yang santun, damai dan aman, tentram dan menciptakan pendidikan politik serta kedewasaan bagi semua lapisan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etika.Etika politik saat ini menjadi persoalan serius yang berdampak dalam kehidupan masyarakat secara langsung. Etika bukan hanya tentang peraturan dan tatanan norma formalitas belaka, tetapi menjadi falsafat hidup yang harus ditanamkan dalam jiwa dan diri kita untuk membentuk karakter yang baik.
Karakter yang baik akan membentuk perilaku-perilaku yang baik dengan tidak mengedepankan unsur nafsu dan egoisme. Dalam politik pun, aspek etika adalah hal yang harus terus dibangun di atas kepentingan dan kekuasaannya.
Dalam sistem demokrasi, ruang-ruang perbedaan menjadi hal yang lumrah, tidak perlu diperdebatkan, tetapi yang perlu ditekankan adalah membangun kesadaran berdemokrasi yang adil dan baik dengan menjaga nilai-nilai etik dan moral dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Etika politik mengandung nilai-nilai moral yang harus dimiliki oleh setiap pejabat dan elit politik untuk jujur, sportif, melayani, amanah, mempunyai keteladanan, rendah hati dan sikap baik lainnya sebagai bagian yang harus dijaga dalam kehidupannya.
Sikap menjunjung tinggi nilai etika dalam berpolitik adalah suatu hal yang mulia dan menjadi tumpuan masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Sikap etik itu akan menjadi cerminan bagi masyarakat sebagai bentuk keteladanan untuk menciptakan kedamaian, kesejahteraan dan keadilan.
Kesadaran dari diri kita sendiri adalah hal penting. Perlu memahami bahwa dalam berpolitik itu bukan hanya berorientasi pada kekuasaan, tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara. Kesadaran diri dalam berpolitik adalah menjadi ladang pengabdian untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat serta membangun bangsa dan negara menjadi lebih baik, maju dan menjadi bangsa yang kuat.
Mengamati situasi menjelang Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pileg) 2019 diharapkan semua masayarakat bisa menahan diri dan menjauhi dari tindakan-tindakan yang bisa memancing tindakan yang tercela. Kita sebagai masyarakat Indonesia sudah sepatutnya bisa menjaga situasi keamanan bersama-sama.
Sebagai rakyat Indonesia yang selalu mengedepankan nasionalisme serta wawasan kebangsaan, tentunya sangat penting untuk kita saling menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Janganlah kita terpecah belah hanya karena berselisih pemahaman atau berbeda pilihan.
Dalam pemilu 2019 ini diharapkan semua pihak menjaga diri serta bersikap dewasa dan saling menghargai sehingga tercipta rasa persatuan dan kesatuan. Kedewasaan dan sifat legowo sangat dibutuhkan untuk bisa terhindar dari rasa saling mencurigai diantara satu dengan yang lainnya sehingga akan selalu tercipta suasan yang harmonis.
Sebab, suasana suhu politik seperti ini sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat suasan politik tanah air menjadi memanas, oleh sebab itu masyarakat jangan mudah terhasut atau terpancing oleh isu yang tidak jelas sumbernya yang hanya bisa menimbulkan suasana semakin menjadi memanas.
Kita bangsa Indonesia merupakan bangsa yang santun dan selalu memegang adat ketimuran, yaitu memiliki tata krama dan sopan santun serta ramah tamah, hal ini jangan sampai dilupakan karena ini merupakan kekayaan bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia.
Mari kita saling bergandengan tangan untuk saling menghargai jangan saling menjelekkan baik dalam keseharian maupun dalam soal berpolitik. Bersaing dalam sebuah perhelatan politik sudahlah merupakan suatu hal yang wajar, tetapi bersainglah dengan cara-cara yang kesatria dan santun tidak saling menghujat satu dengan yang lain dan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan.
Tentunya masyarakat Indonesia sangat menginginkan calon pemimpin mendatang yang berwibawa, cerdas , bijaksana, amanah , menjalankan Pancasila dan UUD ’45 secara murni dan konsekwen serta jujur dan adil. Menjadi seorang wakil rakyat dan Presiden merupakan amanah rakyat yang harus bisa mendengar suara rakyat dan bisa membangun karakter masyarakat Indonesia yang beradab serta mensejahterakan kehidupan rakyat Indonesia serta bisa membawa perubahan kearah yang lebih baik.***