KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Pembayaran Rekening PDAM Online Rugikan Masyarakat Untungkan Empat Perusahaan Switching

PDAM-SurabayaSurabaya (KN) – Pembayaran rekening air PDAM Surya Sembada Surabaya secara online realtime yang diklaim mampu memermudah masyarakat, ternyata masih amburadul. Banyak masyarakat yang mengeluhkan pembayaran itu justru tak memermudah, tapi memersulit.Dengan cara pembayaran konvensional yang lama, masyarakat didatangi juru tagih PDAM dan lebih mudah. Namun sekarang, masyarakat yang membayar online selain di kantor PDAM, justru dikenai biaya sebesar Rp2.500 untuk transaksinya. Selain itu, jika membayar di tempat lain, masyarakat butuh waktu dan butuh biaya transportasi.

Sebagai gambaran kasar, jika 500.049 pelanggan menggunakan jasa online realtime selain di kantor PDAM, dikenai biaya Rp2.500, berapa dana yang terkumpul? Kemana larinya dana tersebut? Informasinya, ada empat perusahaan switching yang dipercaya PDAM untuk menyelenggaraan online realtime tersebut. Apakah dana itu masuk kepada empat perusahaan tersebut?

Yang jadi pertanyaan, apakah empat perusahaan itu masuk ke PDAM melalui lelang atau penunjukan? Sebab, ada kabar miring jika salah satu perusahaan switching itu merupakan perusahaan milik orang dekat pimpinan di jajaran Pemkot Surabaya. Bahkan ada pula yang menginformasikan jika tiga perusahaan switching itu masing juga merupakan bawaan orang dekat pimpinan di jajaran PDAM, bawaan mantan pimpinan PDAM dan bawaan Askoper yang sebelumnya menangani loket pembayaran dan penagihan dor to dor rekening air PDAM.

Yang menarik, jika ini benar, maka masyarakatlah yang menanggung beban membayar kerjasama PDAM dengan empat perusahaan switching itu melalui biaya tambahan dari pembayaran rekening air sebesar Rp2.500 sebagai jasa perbankan. Artinya ada miliaran rupiah yang dibayarkan masyarakat ke perusahaan switching tersebut.

Saat launching pembayaran rekening melalui online realtime, Dirut PDAM Ashari Mardiono menjelaskan jika dana Rp2.500 itu sudah sesuai regulasi perbankan, dimana pengguna jasa itulah yang harus membayarnya.

Sementara dari pantau dilapangan, masih amburadulnya pembayaran rekening air online ini diduga kurang siapnya perusahaan switching karena belum banyak memiliki outlet sehinga masyarakat ingung. Selain itu yang lebih parah lagi sosialisasi beralihnya pembayaran rekening air PDAM dari loket dan dor to dor ke sistem online ini tak maksimal, atau direksi salah menunjuk perusahan switching itu.

Dikeketahui, pelaksanaan pembayaran rekening air oline dari tanggal 1 sampai 11 Nopember baru tercapai 105.290 pelanggan yang membayar melalui sistem online,  padahal jumlah pelanggan PDAM di Surabaya hampir 600 ribu pelanggan.

Sayangnya, Kepala Humas PDAM Surabaya M Iqbal yang dikonfirmasi melalui telepon selularnya, selalu tak berhasil. (red)

 

Related posts

Akselerasi Pertumbuhan UMKM, Anas Karno Dorong Peran Swasta

kornus

Gus Ipul : “Majelis Gudangnya Ilmu” yang Benar Barokah dan

kornus

Pemkot Surabaya Terus Perbaiki Kawasan Kompleks Balai Pemuda

kornus