Surabaya (KN) – Untuk kesekian kalinya, Kota Surabaya menjadi tempat penyelenggaraan agenda internasional. Mulai Rabu (30/11/2016) hingga 3 Desember 2016, puluhan perwakilan dari 23 negara akan berkumpul di Surabaya dalam agenda bertajuk Annual Forum on Developing Countries Policy and Tax Cooperation for Agenda 2030. Sesuai namanya, agenda ini akan fokus menyambung benang merah permasalah perpajakan di negara-negara berkembang.Agenda ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri RI dengan South Centre, yakni sebuah organisasi yang membidangi investment (investasi), finance (keuangan) dan trading (perdagangan).
“Forum di Surabaya ini merupakan yang pertama dan dimaksudkan sebagai forum tahunan. Nantinya akan diluncurkan di berbagai kota di negara berkembang. Adapun platform nya adalah pembahasan isu pajak di negara-negara berkembang,” tegas Mohamad Takdir Minister Conselor Perwakilan Tetap RI di Jenewa yang menangani masalah ekonomi, pajak, invstasi, lingkungan dan perdagangan dalam jumpa pers di Bagian Humas, Senin (28/11/2016).
Perihal dipilihnya Surabaya sebagai lokasi digelarnya agenda acara ini, Takdir menegaskan bahwa itu terkait dengan geliat Surabaya dalam perekonomian yang relatif lebih bagus dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Apalagi, Surabaya juga telah sukses dalam menggelar agenda internasional seperti Prepcom III UN Habitat yang digelar pada akhir Juli 2016 lalu.
“Kecenderungan diplomasi saat ini lebih mengedepankan lokal. Contohnya di Brasil, Sao Paulo yang merupakan kota kedua, kini lebih sering menyelenggarakan event dibanding ibu kota nya (Rio de Janeiro). Surabaya ini juga punya potensi. Prepcom UN Habitat sudah digelar di sini. It’s time for Surabaya to growth global,” jelas Takdir.
Senior Advisor on Finance and Development South Centre, Manuel F Montes, menambahkan, agenda ini disebut internasional karena perwakilan yang datang meliputi negara-negara berkembang dari berbagai benua. Ada dari Afrika, Amerika Latin dan juga Asia.
“Agenda ini untuk bertukar pikiran tentang gagasan sistem tax di negera-negara berkembang juga cara memungut pajak yang bertujuan untuk pembangunan di negara berkembang agar revenue pajak tidak hilang akibat transfer pricing,” jelas Montes.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Wiwik Widayati menegaskan, agenda ini menjadi perwujudan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengoptimalkan sektor pariwisata Surabaya di bidang MICE (Meeting Incentive, Conference/Convention and Exhibition. (anto)