KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Memprihatinkan, Jumlah Anak-Anak Penderita HIV/AIDS di Surabaya Masih Tinggi

ilustrasi-hiv-aids--anakSurabaya (KN) – Penyebaran virus HIV/AIDS sudah sangat memprihatinkan. Pasalnya, jumlah anak-anak penderita penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Surabaya cukup tinggi, yaitu sebanyak 466 anak dimana 330 di antaranya berusia 0-4 tahun atau balita.Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim dr Harsono, Rabu (13/1/2016) mengatakan, pada 2014 jumlah penderita HIV/AIDS di Jatim sebanyak 26.235 penderita, dengan rincian HIV sebanyak 16.051 penderita dan AIDS sebanyak 10.184 penderita.

Sedangkan pada 2015 tercatat sebanyak 24.935 penderita dikategorikan HIV dan 12.347 masuk kategori AIDS. “Yang lebih menyedihkan 466 penderita HIV/AIDS di Kota Pahlawan itu masih berusia anak-anak,” tuturnya..

Kasus HIV/AIDS terbanyak diduduki Kota Surabaya, yakni sebanyak 2.030 kasus, disusul Kabupaten Malang dengan 1.058 kasus dan Kabupaten Jember sebanyak 750 kasus. Sedangkan daerah yang paling sedikit melaporkan kasus AIDS-nya adalah Kabupaten Sampang, yakni hanya 4 kasus.

Menurut Harsono, penyakit HIV/AIDS timbul akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh karena kurangnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup yang baik dan sehat. Kelompok umur pasien AIDS yang paling dominan umur 25-29 tahun, yaitu sebanyak 2.803 kasus atau sekitar 22,70 persen, sedangkan faktor risiko penularan tertinggi adalah melalui hubungan seksual beda jenis kelamin (heteroseks), yaitu sebanyak 9.627 atau sekitar 77,97 persen.

Sedangkan jenis pekerjaan, pasien AIDS terbanyak adalah wiraswasta, yakni sebanyak 2.192 kasus atau sekitar 17,75 persen, disusul dengan ibu rumah tangga sebanyak 2.129 (17,24 persen).
Sementara itu, untuk laporan kematian tertinggi pada tahun 2011 sebanyak 457 orang dan 2014 sebanyak 109 orang. Melihat kondisi ini, menurut Harsono harus ada upaya intensif dari semua pihak guna mengurangi penularan dan penambahan jumlah kasus HIV/AIDS.

Sedangkan pemerintah sebagai pengambil kebijakan akan merevisi Perda Nomor 5/2004 untuk menyiapkan Obat Anti Retrovirus (ARV) dan obat pendukung lainnya yang akan diberikan secara gratis.

Upaya lain yang akan dilakukan yakni memperkuat 134 sarana diagnosis HIV, berupa layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) di kabupaten/kota dan 45 sarana CST (Care Support Treatment) serta mengampanyekan Aku Bangga Aku Tahu (ABAT).

Dari total penderita HIV/AIDS di Jatim yang telah meninggal sebanyak 2.292 orang, sebagian besar adalah dari golongan heteroseksual (75 persen), suntik (15 persen) dan sisanya adalah homo, perinatal dan biseks. (rif)

Related posts

Kasus Covid-19 di Surabaya Meningkat, Gugus Tugas Jatim Bersama TNI-Polri Patroli Titik Keramaian dan Lakukan Rapid Test On The Spot

kornus

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Dampingi Menteri ATR/BPN Serahkan Sertipikat Tanah Rumah Peribadatan di Surabaya

kornus

DPRD Jatim bersama Gubernur Tandatangani Nota Kesepakatan KUA PPAS P-APBD Tahun Anggaran 2021

kornus