Surabaya (KN) – Menjelang Hari Pahlawan 10 Nopember, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Cabang Surabaya Hartoyik mengharapkan seluruh elemen masyarakat, selain mengenang juga mengulas kembali makna pahlawan.“Memaknai ulang pahlawan akan memberi energi baru bagi bangsa ini. Namun saya harus menegaskan bahwa kami salut dengan perayaan Hari Pahlawan yang senantiasa diselenggarakan tiap tahun di Surabaya,” jelas Hartoyik di Surabaya, Selasa (20/9/2011).
Hartoyik menguraikan, sejumlah kegiatan yang dihelat dalam peringatan Hari Pahlawan, seperti Parade Juang, Lomba Pidato Bung Tomo, termasuk rencana penyelenggaraan Kampoeng Pahlawan oleh Himpunan Praktisi Radio dan Media Online (HIPRO) pada 10-20 November 2011 mendatang patut diapresiasi dan pihaknya salut atas kegiatan-kegiatan tersebut.
Kegiatan-kegiatan itu menjadi bagian dari suatu ajakan untuk mengingat dan mengenang kembali seperti apa perjuangan waktu itu. “Walaupun dulu tidak mengetahui persis kegigihan para pahlawan melawan penjajah, tapi setidaknya masyarakat bisa membayangkan yang terjadi waktu itu melalui beragam kegiatan yang digelar,” paparnya.
Veteran 45 ini mengharapkan kepada generasi masa kini, jika mengetahui sejarah perjungan bangsa, berupaya memajukan bangsa dan negaranya lebih dari yang dicapai para pahlawan di masa lalu.
Hartoyik menambahkan, para mantan pejuang kemerdekaan 45 yang saat ini tergabung dalam LVRI Cabang Surabaya mengaku prihatin dengan suasana kota Surabaya. Terlebih pada masa kepemimpinan Walikota Surabaya Bambang DH, LVRI Cabang Surabaya telah menyampaikan harapan untuk didirikannya patung, relief maupun tetenger (ikon) perjuangan para pahlawan di Surabaya.
“Menyandang sebutan Kota Pahlawan, tapi di beberapa sudut kota Surabaya tak banyak dihiasi dengan tetenger kepahlawanan. Waktu Pak Bambang DH ke kantor saya. Saya anjurkan di pintu gerbang masuk, seperti di Gresik, Bangkalan dan Mojokerto ada relief atau patung-patung yang melukiskan nuansa heroik melalui tulisan Selamat Datang di Kota Pahlawan,” jelasnya.
Dengan dibangunnya tugu atau apapun yang menggambarkan perjuangan, sambung Hartoyik, masyarakat bisa menangkap arti tetenger yang didirikan tersebut.
Selain itu, tetenger perjuangan bisa menjadi obyek wisata. “Banyak turis luar negeri yang ingin tahu suasana dan kondisi Surabaya sebagai kota pahlawan” ujar Hartoyik.
Berhubung tetenger pahlawan di pintu-pintu perbatasan tersebut belum terealisasi, Hartoyik mengaku kecewa. Meski demikian, dia akan terus mendorong pemerintah kota untuk mewujudkannya.
Mengenai kondisi bangsa Indonesia kini, Hartoyik mengakui banyak tantangan yang dihadapi bangsa saat ini. Disamping maraknya kasus korupsi, perselisihan di masyarakat dan perkelahian antar pelajar ternyata masih kerap terjadi. Dia mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
“Kejadian di Ambon, benar-benar memprihatinkan , apa yang kita harapkan persatuan lebih padu daripada kita melepaskan dari himpitan penjajah. Tapi kenyataannya justru tidak terjadi,” ujarnya.
Ia menengarai, karut-marutnya permasalahan bangsa akibat kurang bersatunya elit politik.
“Kejadian-kejadian ini terjadi saat ini karena kurang bersatunya elit politik. Jika di atas seperti itu (konflik-red), dibawah akan mengikutinya,” tegas Hartoyik.
Untuk mewujudkan persatuan, ia mengharapkan pemerintah mengangkat kembali kurikulum yang bisa berkaitan dengan persatuan dan kesatuan.
“Kita kembali ke ajaran dahulu. Perlu digalakkan pendidikan Pancasila, budi pekerti termasuk sejarah perjuangan bangsa,” tandas Hartoyik.
Selain itu, dia juga mengajak putra-putri bangsa bersatu guna menyelesaikan problematikan bangsa tersebut. Para elit politik diharapkan saling koordinasi untuk bersama-sama mencari solusi persoalan yang dihadapi bangsa.
Sementara itu, Ketua Panitia Kampoeng Pahlawan Rio Setiawan menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada LVRI Cabang Surabaya atas apresiasi terhadap kegiatan Kampoeng Pahlawan.
“Restu dan dukungan dari para veteran sangat berarti bagi panitia untuk bisa mempersembahkan yang terbaik dalam kegiatan Kampoeng Pahlawan. Dengan demikian, kegiatan tersebut bisa menginspirasi dan menggerakkan seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersatu demi kemajuan, kemandirian, dan kemerdekaan sejati Indonesia,” tegas Rio. (red)