Surabaya (KN) – Komisi C DPRD Surabaya geli menyikapi keluhan PDAM Surya Sembada terkait jebolnya pipa akibat pembangunan box culvert di wilayah Kecamatan Benowo. Komisi yang membidangi pembangunan ini tak memungkiri jebolnya pipa berpengaruh pada pasokan air bersih. Namun, komisi tersebut juga menengarai kuat sikap salah satu perusahaan pelat merah milik Pemkot Surabaya tersebut juga untuk menutupi buruknya kualitas air selama ini dan kelemahan kinerjanya.
“Seharusnya PDAM bersikap proaktif terkait pembangunan box culvert. Pengawasan langsung di lapangan harus dilakukan terhadap pipa air bersih. Jika pengawasan dilakukan, dan teguran diberikan, pastinya kontraktor pelaksana pembangunan box culvert bisa mengantisipasi sejak dini,” tandas Alim,” sapaan akrab Ketua komisi C Sachiroel Alim Anwar.
Politisi Partai Demokrat ini menduga banyaknya pipa distribusi yang pecah tidak semata karena proyek box culvert. Namun juga dipicu jebloknya kualitas pipa.
“Jika pipa air bersih PDAM berkualitas bagus, tentu tidak akan mudah pecah terkena gangguan proyek box culvert. Disisi lain, pipa air bersih yang dibangun semasa penjajah Belanda hingga kini masih dimanfaatkan oleh PDAM,” ungkapnya.
Pipa air bersih peninggalan Belanda, kata Alim, seharusnya diremajakan dengan pipa air yang baru dan berkualitas. Kinerja Direksi PDAM jangan hanya sebatas bisa menaikkan tarif retribusi air saja.
“Untuk itulah, PDAM jangan mengeluh berlebihan. Selayaknya mereka melakukan antisipasi terhadap pipa air bersihnya sendiri agar tidak mengalami kerusakan terdampak proyek box culvert,” saran sekaligus kritik Alim.
Sekadar diketahui, Direktur Utama PDAM Surya Sembada Surabaya Ashari Mardiono mengatakan, pecah dan jebol pipa PDAM terjadi di wilayah Benowo. Proyek box culvert menjadi pemicunya.
Dampaknya, sekitar 3.000 pelanggan mengalami gangguan pasokan air bersih. “Kondisi demikian tentu sangat merugikan pelanggan dan PDAM,” kata Ashari, saat kemarin dihubungi wartawan. (anto)