Surabaya (KN) – Kementrian Energi Sumber Daya Mineral bekerjasama dengan sejumlah pihak melakukan roadshow. Hal ini dilakukan guna menggelar pekan efisiensi energi di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Kota Surabaya yang menjadi kota ke-enam penyelenggaraan kegiatan yang berlangsung dari tanggal 17-20 Januari 2012. Sebelumnya, lima kota lainnya yang telah menyelenggarakan kegiatan pekan efisiensi energi itu, yakni Jakarta, Makassar, Bali, Batam dan Semarang.
Direktur Konservasi Energi, Kementerian ESDM Maryam Ayuni dalam siaran persnya Selasa (17/1) mengatakan, pihaknya yang berada dibawah koordinasi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE) tengah mengupayakan untuk mengelar kegiatan bertema pekan efisiensi energi tersebut.
“Kegiatan yang saat ini berlokasi di Surabaya ini menjadi kota keenam setelah beberapa kota besar lainnya lebih dulu menyelanggarakan kegiatan tersebut. Rangkaian kegiatan ini masih tetap bekerjasama dengan dukungan penuh dari Pemerintah Denmark. Rencananya kegiatan ini akan berlangsung disembilan provinsi di Indonesia,” ujarnya.
Model kerjasama kegiatan ini antar-pemerintah melalui kegiatan Energy Efficiency Industrial, Commercial and Public Sector (EINCOPS) serta International Finance Corporation (IFC).
Hadir dalam acara tersebut Konsul Perdagangan dari Kedutaan Besar Kerajaan Denmark Tim Mac Hansen, Koordinator Team Leader EINCOPS Melany Tedja dan Energy Efficiency Expert (ahli/pakar efisiensi energi) Chayun Budiono.
Pekan efisiensi energi disetiap kotanya akan diselenggarakan selama empat hari yang diisi sejumlah agenda acara seperti meningkatkan pemahaman mengenai potensi efisiensi energi diindustri bagi eksekutif perusahaan. Kegiatan lainnya berupa pembekalan untuk mekanisme sertifikasi manajer energi tingkat nasional.
Secara khusus melalui visi 25/25, pihaknya berambisi untuk menekan laju konsumsi energi nasional sehingga pada 2025. “Pada 2025 diharapkan dapat ditekan sebesar 33,85% dari scenario business as usual (BAU) atau menurun dari 5.100 SBM menjadi 3.200 SBM, dan meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan, yang saat ini kurang dari 5% sampai dengan 25% di tahun 2025, “ ujarnya.
Data Kementrian ESDM menyebutkan, pengguna energi terbesar di Indonesia adalah sektor industri dengan pertumbuhan 39,6% pada 1990 dan naik menjadi 51,86% pada 2009. Kenaikan ini lebih dari setengah penggunaan total energi nasional. Pengguna terbesar berikutnya adalah transportasi dengan 30,77%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 13,08% dan sektor komersial sebanyak 4,28%.
Tim Mac Hansen mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mendorong implementasi dari efisiensi di industri sektor komersial maupun sektor publik, yang merupakan elemen penting dalam mengatasi perubahan iklim serta untuk mengurangi produksi listrik dengan kata lain merupakan tujuan yang sangat ekonomis. (yok)