Jakarta (KN) – Untuk mengangkut jemaah haji asal Indonesia, Kemenag menunjuk dua maskapai penerbangan, Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines (SAA).Setelah penunjukan dua maskai tersebut dalam waktu dekat akan dilakukan penandatangan kontrak kerja untuk kedua perusahaan penerbangan dari Indonesia dan Arab Saudi tersebut. “Segera akan dilakukan teken kontrak untuk keduanya,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Slamet Riyanto.
Intinya dalam kontrak tersebut akan mengatur soal hak dan kewajiban maskapai penerbangan yang mengangkut para jemaah haji asal Indonesia. Selain itu juga akan mengatur soal denda kepada kedua maskapai jika dalam pelaksanaannya ada masalah.
Masalah yang dimaksud tersebut akan terkait dengan pelayanan yang diberikan maskapai haji kepada para jemaah haji selama penerbangan. Misalnya terkait dengan soal keterlambatan yang mungkin akan terjadi.
Pada kontrak itu juga akan dimuat soal jumlah kelompok terbang atau kloter yang akan berangkat ke tanah suci. Tahun lalu ada 400 kloter dari tanah air yang berangkat. Namun tahun ini kemungkinan besar jumlahnya membengkak karena ada tambahan satu embarkasi lagi di Mataram NTB.
Pada tahun lalu ada 4.000 jemaah haji dari Mataram ini yang berangkat ke tanah suci. Namun saat itu mereka tak memiliki embarkasi sendiri tetapi bergabung dengan Surabaya.”Jumlah kloter ini akan kami bahas bersama dengan maskapai sebab ini berkaitan dengan jumlah unit pesawat yang akan disediahkan,” kata Slamet.
Sementara itu Menag RI Suryadharma Ali saat ini tengah melobi Menteri Agama Arab Saudi untuk menambah slot time penerbangan dari sebelumnya 11 kali mejadi 15 kali perhari. (red)