Jakarta (KN) – Setelah mendapat sorotan akhirnya Menteri Agama Suryadharma Ali menarik dana milik calon jemaah haji yang disimpan di berbagai bank baik swasta maupun bank BUMN yang memang melayani penerimaan setoran haji. Selanjutnya dana milik para calon jemaah haji tersebut dialihkan ke sukuk atau obligasi syariah.
Menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, saat ini ada Rp 15 triliun uang yang tersimpan dalam setoran haji di berbagai bank. Dana tersebut akan diambil Rp 12 triliun untuk dimasukkan sukuk. Dengan tambahan Rp 12 triliun ini maka dana yang tersimpan dalam sukuk mencapai Rp 35 triliun karena sebelumnya sudah ada Rp 35 triliun.
“Ini salah satu cara untuk menyelamatkan dana haji milik nasabah.Ini penting kami lakukan,” ujar Suryadharma Ali.Meskipun penarikan dana haji ini menimbulkan kekecewaan di kalangan perbankan tetapi tetap akan dilakukan Kemenag.
Hal ini didasari karena sesuai aturan jika perbankan mengalami bankrut maka uang yang tersimpan tersebut tak dijamin kembali utuh. Berbeda dengan sukuk dalam kondisi apapun dana yang tersimpan akan dijamin pemerintah 100 persen.
Dirjen Penyelenggaraan Ibadah haji dan Umrah, Slamet Riyanto juga mengatakan alasan lainnya karena saat ini banyak lembaga perbankan yang memanfaatkan dana milik calon jemaah haji yang tersimpan untuk dipinjamkan kepada calon jemaah haji yang lainnya.
“Dana tersebut dipinjamkan lagi kepada calon jemaah haji yang lain, ini kan tidak benar karena ingin mendapat keuntungan dari dana haji yang sudah tersimpan,” ujar Slamet. Nasabah tersebut diwajibkan mengangsur setelah yang bersangkutan pergi haji.
Hal ini yang membuat daftar antrean haji makin panjang. Selanjutnya para calon jemaah haji dihimbau untuk menggunakan dana miliknya sendiri untuk pergi haji dan tidak menggunakan dana pinjaman di bank. Selain itu kepada perbankan diminta untuk mengelola dana haji sesuai ketentuan. Bank dilarang memberi pinjaman untuk pergi haji. (red)