Surabaya (KN) – Penyidikan atas dugaan penyimpangan proyek pavingisasi di Prapat Kurung, kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yang dilakukan pihak kejaksaan akhirnya tuntas. Setelah dilimpahkan dari jaksa penyidik ke jaksa penuntut umum, rencananya pekan ini berkas perkara dugaan korupsi yang merugikan keuangan negara senilai Rp 300 juta tersebut akan di P21 alias sempurna. ”Pekan depan akan kami P21 dan setelah tahap dua akan segera kami limpahkan ke pengadilan,” terang Kajari Tanjung Perak Bambang Gunawan.
Apakah akan melakukan penahanan terhadap ke lima tersangka, Bambang tidak mau menjawab. ”Kita lihat saja nanti, saat ini kami tidak mau berandai-andai dulu,” ucapnya.
Berkas penyidikan ini dianggap rampung setelah pihak kejaksaan merampungkan pemeriksaan terhadap dua tersangka dari Pelindo yang telah selesai diperiksa sebagai tersangka adalah Budi Wahyono dan Dewi Yuli. Keduanya berperan sebagai pengawas pekerjaan saat proyek tersebut dilaksanakan. Keduanya yang mengecek proses pengerjaan apakah sesuai rencana dan spesifikasi teknik atau tidak.
Kedua tersangka itu diperiksa terpisah dari tiga tersangka lainnya. Mereka adalah Wisono (Komisaris PT Rafindo), Slamet (pelaksana lapangan PT Rafindo), dan Arief Kurniawan (Direktur PT Rafindo). Alasannya, tiga dan dua tersangka berlainan.
Dalam perkara ini kejaksaan Negeri Tanjung Perak mengusut dugaan penyimpangan dalam proyek pavingisasi. Kejaksaan menemukan sejumlah indikasi penyimpangan. Salah satunya adalah pekerjaan yang saat ini sudah selesai itu tak sesuai dengan spek.
Kuantitas dan volume material pun tak sesuai dengan yang ada di dokumen. Karena itulah, meski baru saja dibangun, sudah ditemukan banyak kerusakan di sana sini. Kejaksaan juga melakukan uji laboratorium dan menemukan perbedaan volume serta komposisi material yang dipakai rekanan dan berbeda dari yang seharusnya. (gus)
(Sumber berita Kejaksaan RI)