Surabaya (KN) – Tekan Kebocoran, Pansus Retribusi Parkir DPRD Surabaya usulkan sistem Prabayar. Sebab, Angka kebocoran parkir tepi jalan di Surabaya mencapai 200 persen.Ketua Pansus Retribusi Parkir Tepi Jalan DPRD Surabaya, Masduki Thoha, Kamis (2/2) mengungkapkan, di tahun 2010, dari target PAD 19 miliar, pendapatan yang diraup hanya sekitar 9 miliar.
Tingginya kebocoran parkir tepi jalan itu, menurut Ketua Pansus Retribusi Parkir tepi Jalan DPRD Surabaya Masduki Thoha, karena pola pembinaan yang tidak efektif. Pasalnya, pola pembagian pendapatan yang diterapkan selama ini 80 persen diserahkan ke Pemerintah kota. Sementara juru parkir hanya mendapat 20 persen.
Anggota Komisi D dari Fraksi PKB DPRD Surabaya ini mengungkapkan, untuk menekan pengupahan retribusi parkir tepi jalan, pihaknya mengusulkan diberlakukannya sistem parkir pra bayar. “ Kita mengusulkan untuk menekan kebocoran dengan parkir pra bayar. Tidak seluruh kawasan, hanya beberapa lokasi saja sebagai pilot projectnya” ujarnya.
Masduki mengatakan, ironis dengan jumlah lokasi parkir sekitar 1600 titik, tiap tahun pendapatan yang dihasilkan tidak mencapai target. Padahal, di beberapa kawasan tertentu, seperti jalan Gemblongan kendaraan yang parkir tiap hari jumlahnya ratusan.
Ia menambahkan, Dinas Perhubungan Kota Surabaya telah mengajukan perubahan pembagian hasil retribusi parkir. Jika sebelumnya juru parkir hanya menerima 20 persen dari total pendapatn yang didapat. Untuk mengantisipasi kebocoran dinaikkan menjadi 80 persen, sedangkan pemerintah kota Surabaya hanya 20 persen. “Dishub mengusulkan perubahan pembagian pendapatan, sekarang juru parkir menapatkan bagian sekitar 80 persen. Namun, memang dengan beberapa catatan,” pungkasnya. (anto)
Foto : Masduki Toha