Kadiskominfo Jatim, Sherlita saat memaparkan materi proyek perubahannya pada kegiatan PKN TK. II di Ruang Kelas D, BPSDM Jatim, Surabaya, Rabu (13/12/2023).
Surabaya (mediakorannusantara.com) – Pasca dibukanya Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN TK. II) Angkatan XXXII Tahun 2023 pada Agustus lalu, kini pelatihan sampai pada tahapan Seminar II Proyek Perubahan. Jadi Salah satu dari delapan peserta asal instansi lingkup Pemprov Jatim, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kadiskominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin, memaparkan proyek perubahannya yang bertajuk ‘Menjaga Keamanan Siber Jatim Melalui Sistem Manajemen Keamanan Informasi Terintegrasi’.
Seminar paparan proyek perubahan tersebut, berlangsung di Ruang Kelas D, BPSDM Jatim, Surabaya, pada Rabu (13/12/2023), dengan dihadiri oleh seorang penguji yang merupakan seorang akademisi Nur Fadjrih Asyik, seorang Coach bernama I Made Sukartha, dan mentor yang ikut secara daring, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Sekdaprov Jatim), Adhy Karyono.
Pada materi paparan proyek perubahannya, Sherlita menjelaskan, sebelumnya kondisi keamanan siber belum ada kebijakan regulasi yang mengatur, sistem manajemen keamanan informasi yang terintegrasi di Pemprov Jatim. Namun kemudian, dilaksanakanlah proses penyusunan Peraturan Gubernur Jawa Timur. “Selain itu, ruang Command Center yang selama ini hanya digunakan untuk menerima tamu, kemudian digunakan sebagai ruangan Security Operation Centre atau SOC,” jelasnya.
Lalu, pada paparannya yang menggunakan teori strategi analisis Strength, Weakness, Oportunities, dan Treat (SWOT), Sherlita menerangkan, pihaknya akan menggunakan opportunities atau kelebihan yang dimiliki Kominfo Jatim dalam menjalankan proyek perubahannya.
“Yakni dengan membangun sistem manajemen keamanan informasi yang terintegrasi, melakukan up grade hard ware dan soft ware security, dan meningkatkan kompetensi SDM keamanan siber,” terang Sherlita.
Sherlita menjelaskan, kesimpulan pada proyek perubahannya yakni, pertama, terbentuknya tim efektif yang sangat mendukung CSIRT Jawa Timur, kedua, terlaksananya koordinasi dengan stakeholder terkait (BSSN, Kemenkominfo dan Perguruan Tinggi), ketiga, terlaksananya proses penyusunan draf Peraturan Gubernur tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI), memberikan kepastian dalam penanganan gangguan siber di Jawa Timur secara terintegrasi.
“Keempat, pemanfaatan ruang Command Center sebagai ruang SOC, dan kelima, peningkatan kompetensi SDM melalui BSSN, Perguruan Tinggi dan lembaga pendidikan lainnya,” sebutnya.
Sementara itu, sebagai mentor, Sekdaprov Jatim, Adhy Karyono mengatakan, Diskominfo Jatim itu adalah dinas yang menopang semua birokrasi dalam hal digital.
“Oleh karena itu, saya ingin mengecek keunggulannya dalam digital, sudah bagus apa belum, karena tugasnya mengolah Satu Data Indonesia atau SDI, SPBE, dan mengelola sistem keamanan siber. Untuk itu, dibuatlah Tag-line ‘Jatim Makin Digital’ untuk menjalankan program-program di Diskominfo Jatim ini. Meski resource, SDM, ruang Command center, dan teknologi sudah canggih namun masih perlu penguatan dengan adanya proyek perubahan, sehingga jika ada serangan siber judi online, keamanan siber terus terjaga,” ujar Adhy.
Menanggapi proyek perubahan tersebut, penguji Nur Fadjrih Asyik mengatakan, pihaknya ingin agar program proyek perubahan milik Kadiskominfo Jatim Sherlita ini supaya diperluas, sehingga sistem keamanan informasi terintegrasi dapat merambah dan manfaatnya dirasakan masyarakat banyak.
“Saya menginginkan proyek perubahan ini dapat lebih terintegrasi supaya disosialisasikan, agar masyarakat terhindar dari cyber crime dan dapat dengan aman melakukan transaksi melalui aplikasi perbankan digital,” harap Fadjrih. (KN04)