KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Jelang Pilgub Suhu Politik Memanas, Ketua KPU Jatim Digoyang Isu Suap Rp3 Miliar

KPU JatimSurabaya (KN) – Jelang pemilihan gubernur (Pilgub) Jatim, Suhu politik di Jawa Timur memanas. Ketua KPU Jatim, Andry Dewanto Ahmad, diisukan menerima suap Rp3 miliar agar meloloskan dukungan pada salah satu bakal calon gubernur dan wakil gubernur.Isu suap itu mencuat setelah salah satu Komisioner KPU Jatim Agus Mahfudz Fauzi mengungkap hal tersebut dalam dialog publik dengan tema “Netralitas KPU terhadap Dualisme Dukungan Pasangan Calon Gubernur Jatim”.

Dia menjelaskan, di Pilgub Jatim muncul dukungan ganda dari Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdotul Ummah Indonesia (PPNUI). Dua parpol nonparlemen mendukung pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) dan Khofifah-Herman (BerKah). Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, pihaknya mengaku sudah menemui pengurus pusat kedua partai. Masing-masing kubu mengklaim dukungan yang diberikan sah.

“Kami sudah ke Jakarta untuk menemui jajaran pengurus DPP, baik dari PK maupun PPNUI. KPU Jatim bertemu secara terpisah dengan ketua umum dan sekretarisnya. Masing-masing ketua umun dari dua partai ini mendukung BerKah, dan masing-masing sekretarisnya mendukung KarSa. Dan kedua partai mengklaim rekomendasi yang diberikannya adalah yang sah,” kata Agus saat dialog publik tersebut.

Saat itulah, Ketua Umum DPP PK, Denny M Cilah, memperdengarkan sebuah rekaman terkait saweran sebesar Rp3 miliar untuk Andry Dewanto Ahmad. Rekaman itu berisi percakapan antara Denny M Cilah dengan sekjennya Restianrick Bachsjirun.

“Restianrick menyebut Ketua KPU Jatim sudah diberi uang senilai Rp3 miliar melalui seseorang berinisial D dengan tujuan untuk mengatur pencalonan,” kata Agus.

Dalam rekaman itu, Restianrick meminta Denny untuk tidak khawatir karena dukungan sudah ada yang mengurus. “Dan benar atau tidak rekaman ini belum diketahui. Saat di Jakarta, Ketua Umum DPP PK memberi kami rekaman dari handphone-nya yang sudah lama tidak aktif,” paparnya.

Tujuh orang yang mendengarkan rekaman suara dari handphone Denny adalah lima komisioner KPU Jatim, termasuk Ketua KPU Jatim Andrey Dewanto Ahmad dan dua orang dari Bawaslu Jatim.

Menurut Agus, pihaknya tidak mau berspekulasi terkait benar atau tidaknya rekaman tersebut, dan saat ini masih ditelusuri. “Benar atau tidak itu akan kami telusuri, karena bagaimanapun kami tetap harus menjaga netralitas. Pada sidang pleno nanti, ini akan kami bahas,” tukasnya.

Sementara Ketua KPU Jatim Andry Dewanto Ahmad tidak merisaukan kabar miring itu. Ia dengan tegas menolak dikatakan menerima uang sebesar Rp 3 miliar. Menurutnya, saat rekaman percakapan diputar, Andry juga berada ditempat tersebut.

“Aneh-aneh ae (aneh-aneh saja) itu semua tidak betul. Tapi ini menarik. Menariknya kenapa, saya makin ingin tahu apa memang betul uang itu ada, kalau betul dari siapa, apa betul diterimakan kepada KPU Jatim. Kalau betul siapa yang menerimanya,” katanya saat dhubungi wartawan, Rabu (26/6/2013).

Andry kembali menegaskan bahwa selama ini, dirinya tidak pernah menerima uang sepeserpun dari semua pasangan bakal calon gubernur. Ia mengaku selama ini KPU hanya menerima anggaran sebesar Rp 500 miliar lebih untuk keperluan penyelenggaraan Pilgub Jatim yang dihelat akhir Agustus 2013.

“Saya benar-benar tidak menerima uang Rp 3 miliar. Saya lho malah lebih banyak menerima uang Rp 500 miliar lebih, saya sekarang sudah senang bisa memberikan pekerjaan buat orang banyak serta mendapat gaji bulanan itu sudah cukup buat saya,” ujarnya.

Bahkan Andry pun berani bersumpah dan berani diperiksa jika memang semua mempercayai kalau dirinya menerima uang suap Rp 3 miliar. (red)

 

Related posts

Masuki Makorem 082, Kolonel Budi Suswanto Jalani Tradisi Satuan

kornus

Perlengkapan Satgas Kizi TNI Kembali Di Inspeksi Tim COE

kornus

Kemhan akan Bentuk Lima Batalyon Komcad