Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Jawa Timur memiliki peran strategis dalam kancah politik nasional. Alasan itu dikarenakan posisi Jatim sangat strategis, yakni di tengah-tengah arus distribusi barang dan jasa (center of grafity), utamanya terkait hubungan perdagangan dengan berbagai daerah di wilayah Indonesia bagian timur dan negara ASEAN.Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat memberikan paparannya pada Launching Tribun Jatim Network “Rumah Politik Jawa Timur” di Hotel Santika Surabaya, Rabu (12/9/2018).
Dikatakannya, semua variable pembangunan di Jatim, berkorelasi positif baik pada bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Tak hanya itu, kehidupan keamanan dan ketertiban yang ada di Jatim juga menentukan terhadap terciptanya kondisi politik yang ada secara nasional. “Semua unsur variable inilah yang kemudian oleh pemerintah pusat, Jatim selalu dijadikan indikator politik nasional,” ujarnya.
Menurutnya, politik di Jatim sangat cair. Pemprov Jatim di dalam setiap menentukan kebijakan yang diambil selalu mengedepankan konsep partisipatoris. Pendekatan tersebut melibatkan peran masyarakat dalam mengambil keputusan. “Jatim memiliki kultur yang baik yakni partisipatoris yang meillibatkan masyarakat dalam penentuan kebijakan,” ungkapnya.
Menyinggung soal persiapan Pilpres dan Pilleg 2019, Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim Soekarwo menyampaikan kalau dari 39.500.952 penduduk Jatim, terdapat 30.554.761 Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau 16.45 persen dari DPT Nasional yang mencapai 185.732.093 orang.
Dari 30 juta pemilih itu, lanjutnya, terbagi menjadi 15.043.257 pemilih laki laki dan 15.511.504 pemilih perempuan. Guna menghadapi kesiapan Pilpres 2019, Pakde Karwo memaparkan bahwa terdapat 129.991 TPS dari 38 kabupaten/kota, 666 kecamatan dan 8.497 desa/kelurahan.P
Pakde Karwo berharap, setiap partai politik senantiasa mengedepankan integritas dalam menetukan calon legislatif. Caranya, dengan mengecek setiap calon politisi tersebut mulai dari gaya hidup sehari hari. Termasuk track record hingga back ground mereka. Jangan sampai para calon politisi tersebut melakukan keputusan salah sehingga mengecewakan rakyat.
Oleh karena itu, kehidupan politik harus dibangun melaui proses yang panjang. “Membangun kehidupan politik harus melewati proses yang panjang. Maka, Bobot bibit bebet harus dilakukan secara serius,” imbuhnya.
Sementara itu, News Paper Director, Regional News Director Group Of Media Kompas Gramedia Febby Mahendra Putra mengatakan, bahwa Tribun Jatim Network lahir untuk menjembatani dan memberi aspirasi politik kepada masyarakat. Tribun Jatim Network lahir untuk mengimbangi adanya black campaign sehingga bisa menjadi rujukan informasi politik di Jatim.
Kehadiran Tribun Jatim Network ini bertujuan untuk dapat menjadi rujukan melalui paltform digital media. Disadari, saat ini para pengguna Internet di Jatim sebanyak 24 juta orang pengguna, sedangkan pemilih politik sebesar 30.5 juta. Artinya, 70 persen lebih masyarakat Jatim mengakses internet dengan sebanyak 14.6 persen diantaranya adalah kaum milenial yang hidupnya tergantung pada media sosial.
Sementara itu, menurut pandangannya, Pakar Komunikasi Politik, Dr. Suko Widodo melihat bahwa pendidikan politik saat ini sangatlah terbuka. Terutama bagi kaum muda yang sangat sensitif terhadap keberdaan kondisi politik di Indonesia.
Anak muda harus didampingi untuk memberikan ruang informasi dan fasilitas terhadap pendidikan politik. “Anak anak muda memiliki pemikiran yang berbeda. Mereka harus di dampingi dan di beri informasi sesuai dengan gaya mereka agar tertarik dalam menyumbangkan pikiran politiknya di masa depan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan Diskusi publik dengan tema Peran Strategis Jawa Timur dalam konstelasi politik nasional jelang Pilpres 2019. Dalam diskusi yang berlangsung hangat menghadirkan narasumber antara lain, Gubernur Jatim Soekarwo, News Paper Director, Regional News Director Group Of Media Kompas Gramedia Febby Mahendra Putra dan Pakar Komunikasi Politik Dr. Suko Widodo. (KN01)
Foto: Gubernur Jatim H Soekarwo memberikan paparan pada acara Diskusi Publik dengan tema “Peran Jawa Timur dalam Konstelansi Politik Jelang Pilpres 2019”