Surabaya (KN) – Perum Jasa Tirta (PJT) I meminta kepada Pemkot Surabaya agar segera mengurus ijzn atas keberadaan rumah pompa yang dibangun dan dikelolanya. Ini karena, hingga kini di sepanjang Kali Surabaya dan Kali Mas terdapat sekitar enam rumah pompa yang dioperasikan untuk mengendalikan banjir, namun belum ada izin.“Rumah pompa ini tujuannya memang baik untuk mengendalikan supaya daerah pemukiman warga seperti daerahperumahan agar tidak banjir. Tapi limbah domestik dari rumah tangga yang ditampung lewat drainase (saluran air)ini menambah beban pencemaran di Kali Surabaya,” kata Kepala Divisi Jasa ASA II Perum Jasa Tirta I, MTaufiqurrahman, Jumat (13/11/2015) kemarin.
Ia menuturkan, rumah pompa milik Pemkot Surabaya saat ini ada di tiga titik di Kali Surabaya, yakni satu di Jambangan dan dua di Gunungsari. Tiga lainnya di wilayah Kali Mas, yakni di Ngagel, Dinoyo, dan Keputran.
Taufiq menyebutkan, seluruh rumah pompa milik pemkot ini tidak memiliki izin. “Izin UKL UPL dan Amdal belumdiajukan. Untuk perizinan, harus diajukan lewat BBWS Brantas yang bertugas urusi regulasi selaku kepanjangantangan dari Kementerian PU. Kami hanya bertugas memberikan rekomendasi teknis,” katanya.
Jika rekomtek tidak diberikan oleh PJT I , maka pembangunan tidak bisa dikerjakan. Ia mengaku sudah sering melaporkan pada BBWS Brantas agar memberikan teguran pada Pemkot Surabaya, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya.
Bahkan, kata dia, yang terbaru Pemkot Surabaya juga bakal membangun satu unit rumah pompa baru di wilayah Kali Mas. “Informasinya titik rumah pompa petekan. Mau dibangun rumah pompa sama bending baru disana. Tapisampai sekarang izinnya pun belum ada. Apa langsung bangun saja seperti sebelumnya? Kan ini menyalahi prosedur,” ungkapnya.
Di satu sisi, PDAM Surya Sembada Surabaya sebagai pengguna air sungai minta kualitas air Kali Surabaya diperbaiki. Di satu sisi, Pemkot malah mencemari dengan membangun rumah pompa. Untuk itu, ia berharap agar perizinan bisa segera diurus.
Kasubdiv Jasa ASA II/2 Perum Jasa Tirta I, Didik Ardianto menambahkan, kondisinya setiap pagi rumah pompa selalu mengalirkan limbah domestik ke sungai, baik Kali Surabaya dan Kali Mas.“Seharusnya limbah domestik sebelum dialirkan oleh rumah pompa ke Kali Surabaya atau Kali Mas harus diolah dulu dengan membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. Kalau limbah domestiknya sudah memenuhi baku mutu baru dibuang ke sungai,” jelasnya.
Atas terjadinya pencemaran Kali Surabaya dari rumah pompa, pihaknya juga kerap mengujikan sampel limbahnya ke laboratorium PJT I. Hasilnya diketaui limbah domestik dari rumah pompa tersebut hasilnya melebihi baku mutu. Kecenderungannya di TSS (total suspended solid) atau kekeruhannya. (wan)