Surabaya (KN) – Hari pertama masuk kerja pasca libur panjang lebaran, dimanfaatkan para karyawan/karyawati di lingkungan Pemkot Surabaya untuk berhalal-bihalal. Mereka secara bergantian bersalam-salaman dengan segenap pejabat Pemkot dihalaman Taman Surya, Senin (12/8/2013) pagi. Tampak, Walikota Tri Rismaharini dan Ketua DPRD Surabaya Muchammad Machmud beserta para anggota DPRD dan kepala SKPD turut larut dalam suasana damai pada momen tersebut.
Acara saling bermaafan memang telah menjadi tradisi tahunan. Setiap akan memulai aktifitas kerja setelah libur panjang, para pegawai pemkot selalu mengawali dengan halal-bihalal. Kegiatan tersebut diharapkan mampu membawa suasana baru yang lebih segar dan menciptakan nuansa kerja yang lebih kondusif.
Di sisi lain, kedisiplinan pegawai tetap menjadi perhatian utama setelah libur panjang. Usai halal-bihalal, Walikota didampingi Ketua DPRD dan Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya melakukan sidak di kantor pemerintahan. Lokasi pertama yakni Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR). Di dinas yang saat ini dipimpin Ery Cahyadi ini, Walikota menjumpai seluruh pegawai masuk. Hanya satu yang tidak sedang di kantor dengan keterangan dinas lapangan, yakni Kabid Pemukiman Lilik Arijanto. Menurut Ery, Lilik memang sedang bertugas melakukan pengecekan drainase di Dinas PU Bina Marga. Itu menandakan, kinerja karyawan berjalan normal seperti biasa.
Selain DCKTR, Walikota juga mendatangi Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah (DPBT). Di situ, Walikota langsung mengecek daftar kehadiran pegawai. Hasilnya tidak ada satu pun yang tidak masuk kerja. Terkait sidak pegawai, Walikota yang akrab disapa Risma ini menegaskan pihaknya tidak akan memberi toleransi terhadap karyawan yang mbolos. Pasalnya, cuti bersama lebaran sudah cukup panjang.
Nah, untuk memonitor kehadiran pegawai, Risma telah menginstruksikan Inspektorat agar melakukan pengawasan, baik sebelum maupun setelah cuti bersama.
“Bagi yang tidak masuk kerja tanpa keterangan pasti akan ditindak. Tahun lalu, pemkot bahkan pernah memberhentikan beberapa pegawai karena indisipliner. Tapi yang ada keterangan resmi dari dokter akan dipertimbangkan lagi melihat kondisi riil karyawan yang bersangkutan,” tegasnya.
Sementara itu, menyikapi kemungkinan serbuan gelandangan dan pengemis (gepeng) pasca lebaran, Risma mengaku telah melakukan antisipasi. Persisnya, dengan melibatkan masyarakat melalui surat edaran ke RT/RW. Dalam surat edaran tersebut dijelaskan, bilamana warga mendapati adanya pendatang yang diindikasi gepeng, dimohon segera melapor ke posko penanganan gepeng Pemkot Surabaya. Selanjutnya, pemkot akan mengambil tindakan dengan memulangkan mereka (gepeng) ke daerah asalnya. Upaya tersebut, lanjut Risma, didukung dengan peran lurah dan camat yang siap memonitor wilayah masing-masing.
Disamping itu, Walikota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengatakan, Pemkot telah menyiagakan petugas berpakaian preman di terminal dan stasiun. Tujuannya, untuk memantau kedatangan gepeng sejak di pintu-pintu masuk kota. Risma optimis, berbagai langkah antisipasi tersebut mampu membendung serbuan gepeng yang hendak masuk Kota Surabaya. (anto/hms)