Surabaya (KN) – Pemprov Jatim melarang keras produk hortikultura impor masuk ke wilayah Jawa Timur. Hal ini dikeranakan Jatim merupakan salah satu daerah pernghasil hortikultura terbesar di Indonesia.
Gubernur Jatim Soekarwo saat memberikan ceramah tematik dihadapan peserta Diklat Pim II angkatan XXVII dan Pim III di Kantor Badan Diklat Jatim, di Surabaya, Rabu (20/6) mengatakan, pemprov lebih baik bertempur dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dari pada dimarahi oleh petani yang dipimpinnya. Mengapa bertempur karena kebijakan peraturannya bisa berdampak kurang menguntungkan bagi Jatim.
Soekarwo berpesan kepada para ibu-ibu khususnya, jangan membeli buah impor seperti jeruk, apel, pir, anggur dan buah impor lainnya. Dicontohkannya, buah jeruk impor yang warnanya kuning kelihatannya segar kulitnya mengkilat itu dilapisi oleh zat pengawet paraffin dan merkuri sehingga tahan sampai tiga bulan. Buah jeruk dari asalnya tidak mungkin bisa bertahan lama, jika tidak diberi pengawet seperti paraffin akan cepat busuk.
Paraffin jika dimakan manusia bisa merusak pecernakan seperti usus dan jangka pendeknya bagi kaum laki-laki bisa berakibat fatal yakni impoten. “Oleh sebab itu, masyarakat Jatim jangan membeli buah impor karena dampaknya bagi kesehatan kurang baik,” tuturnya. (yok)
Foto : Gubernur Jatim Soekarwo