Surabaya (KN) – Gubernur Jatim Soekarwo menginginkan setiap peringan Hari Pahlawan 10 Nopember secara nasional dipusatkan di Surabaya. Hal ini dikarenakan peristiwa pertempuran 10 Nopember yang dijadikan hari Pahlawan nasional kejadiannya ada di Surabaya.
Usai menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari pahlawan di halaman Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/11/2011), Gubernur Soekarwo mengatakan, Pemprov Jawa Timur sudah mengirim surat kepada Pemerintah Pusat dan diterima oleh Menteri Sekretaris Negara (Seknek) yang isinya memohon agar pada peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2011 secara nasional dan seterusnya dipusatkan di Surabaya.
Dikatakannya, tetapi untuk tahun ini kata Seknek, Peringatan hari Pahlawan secara Nasional dipusatkan di Kalibata. Tetapi Pemprov Jawa Timur terus meminta agar setiap hari Pahlawan dipusatkan di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya, dan minimal dihadiri pejabat dari Jakarta. ”Karena memang kejadian peristiwa tersebut berada di Tugu Pahlawan Surabaya,” terang Soekarwo.
Dengan jasa para pahlawan tersebut, dimana pada tanggal 10 Nopember 1945 para pahlawan kusuma bangsa bertempur melawan para penjajah Belanda di sekitar Tugu Pahlawan dengan tidak menghitung nyawa harta maupun benda serta pamrih. Di lapangan Monumen Tugu Pahlawan Surabaya inilah darah para pahlawan pejuang mengalir membasahi bumi pertiwi demi mempertahankan kemerdekaan. Oleh sebab itu para peserta upacara mari merenung sejenak dan menangkap apa makna dari para pejuang perintis dan pejuang penjaga kemerdekaan 10 Nopember 1945.
Oleh sebab itu, dengan rasa kesetiakawanan dan perjuangan yang luar biasa serta rasa persatuan dan kesatuan tidak mengenal ras, suku dari mana serta membedakan agama pandangan politik hanya satu yang diinginkan para pejuang adalah mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Terimakasih para pejuang pahlawan kemerdekaan, sebagai generasi penerus akan terus melanjutkan penjuangannya dengan mengisi kemerdekaan untuk kesejahteraan rakyat dengan pengikat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Semoga NKRI dan Republik Indonesia menjadi makmur dan beraklaq mulia.
Kemudian Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, fakta sosial kebangsaan saat ini telah tumbuh melebihi negara, jadi rasa persatuan dan kesatuan dengan motifasi melepaskan diri dari penjajah perjuangan itu jauh sudah ada sejak ada negara ini belum ada. Kemudian fakta sosial ini juga melebihi fakta politik pada saat itu sudah ingin lepas dari penjajahan Belanda.
Pada peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember 2011 ini Pemprov Jawa Timur mengulangi mengusulkan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial agar Almarhum mantan Presien RI Gus Dur untuk diangkat menjadi pahlawan nasional.
Salah satu Perintis kemerdekaan RM Santoso yang hadir pada Upaca Hari pahlawan 10 Nopember 2011 di Tugupahlawan Surabaya mengatakan, Indonesia khususnya Provinsi Jawa Timur tambah tahun harus terus tambah maju sehingga para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raganya demi kemerdekaan menjadi bangga dan senang. Pejuangan jaman dulu dengan masa sekarang harus bisa disinergikan, jika jaman penjajah para pemuda semangatnya berjuang tanpa pamrih untuk kemerdekaan. Pemuda sekarang semangat berjuang untuk mengisi kemerdekaan yang bisa mensejahterakan rakyat. “Tetapi ingat perjuangan itu harus dilandasi tanpa pamrih,” ujarnya..
Peringatan Hari Pahlawan ke 66 di Jawa Timur yang dipusatkan di Monumen Tugupahlawan Surabaya pada Kamis (10/11), dihadiri para pahlawan perintis kemerdekaan dan janda para pahlawan. Usai upacara Gubernur Soekarwo didampingi istrinya Nina Soekarwo memberikan tali asih berupa bingkisan kepada 375 orang janda perintis kemerdekaan yang tersebar diberbagai kota di Jawa Timur. Pada acara yang sama Gubernur Soekarwo juga menerima buku sejarah perjuangan arek-arek Surabaya yang berjudul “Archival and cultural tresure a new history of the battle for Surabaya 1945” buah karya penulis dari Australia Barat Frank Palmos. (yok)
Foto : Upacara peringatan Hari Pahlawan di Monumen Tugu Pahlawan Surabaya