Yogyakarta (MediaKoranNusantara.com) – Tujuh pimpinan Daerah dari Pulau Jawa dan Bali menandatangani komitmen untuk memastikan 9.435.097 anak di Pulau Jawa dan Bali mendapatkan imunisasi tambahan Campak Rubella dan imunisasi penting lainnya selama Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap II dimulai pada Agustus 2022.
Penjabat (Pj.) Gubernur Banten Al Muktabar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, Pejabat Gubernur Banten Al Muktabar, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menyatakan siap memastikan suksesnya pelaksanaan BIAN di provinsi masing-masing. BIAN digulirkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengingat Indonesia berangsur pulih dari situasi krisis dampak pandemi. Diharapkan BIAN dapat membantu anak-anak Indonesia untuk mengejar ketertinggalan imunisasi selama dua tahun terakhir akibat terganggunya layanan kesehatan primer.
“Sebagai bentuk intervensi kesehatan masyarakat yang terbukti paling efektif, efisien dan bersifat masif, pemberian imunisasi tambahan melalui BIAN di Jawa dan Bali dapat mencapai hasil maksimal hanya dengan aksi kolaborasi yang melibatkan banyak pihak,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyatakan dukungan terhadap Imunisasi Anak di Bangsal Kepatihan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menkes Budi menyampaikan apresiasi terhadap para kepala daerah di Pulau Jawa dan Bali untuk mengawal tahap kedua BIAN pada Agustus 2022. Tahap pertama BIAN telah dimulai pada Mei 2022 dan akan berlangsung hingga akhir Juli dengan target 27 juta anak di Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap turun dari 84,2 persen pada 2020 menjadi 79,6 persen pada 2021, menjadikan anak-anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
Selama pelaksanaan BIAN, satu dosis imunisasi campak-rubela diberikan kepada kelompok sasaran sesuai dengan rekomendasi yang ditetapkan untuk masing-masing wilayah. Satu atau lebih jenis imunisasi lain untuk melindungi anak dari penyakit seperti polio dan difteri, juga dapat diberikan untuk melengkapi status imunisasi anak balita.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berharap komitmen ini juga diwujudkan melalui inovasi kebijakan dan pelayanan publik, agar semakin banyak masyarakat yang tertarik berpartisipasi mendukung BIAN sebagai bentuk kemajuan pembangunan di bidang kesejahteraan rakyat. Mendagri Tito mengingatkan bahwa tantangan pelaksanaan imunisasi di lapangan semakin beragam dan para pimpinan daerah dituntut kreatif menciptakan strategi-strategi baru untuk memastikan kesuksesan program pembangunan kesehatan dan perlindungan hak anak di wilayah mereka masing-masing.
Acara tersebut juga diwakili perwakilan UNICEF, WHO, TNI-POLRI, pimpinan media dan perusahaan swasta, Forum Kota Sehat serta perwakilan forum anak. “Dari kegiatan ini, saya berharap, semoga kehadiran Bapak-Ibu di sini, selain memberikan inspirasi dan semangat hidup sehat melalui imunisasi, juga membawa pesan kolaborasi ke-Indonesiaan, sebagai modal menyambut satu abad Indonesia, Generasi Emas 2045” ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur DIY yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan acara tersebut.
Meskipun terdampak pandemi COVID-19, DIY dan Bali berhasil mencapai cakupan imunisasi lengkap diatas 95 persen. “Pandemi telah menyebabkan kesehatan anak-anak di dunia terancam bahaya sehingga kampanye BIAN adalah langkah awal penting dalam rangkaian tindakan kolektif yang berkelanjutan untuk mengejar ketertinggalan imunisasi global terburuk selama tiga dekade,” kata Pelaksana Tugas Perwakilan UNICEF Robert Gass.
Bentuk dukungan UNICEF untuk kegiatan BIAN juga melalui pelatihan komunikasi kepada para petugas kesehatan yang melayani masyarakat selama masa kampanye.
UNICEF bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan para mitra dalam pelaksanaan BIAN, termasuk upaya untuk meningkatkan pasokan vaksin, memperkuat sistem rantai dingin dan melibatkan masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang manfaat imunisasi.
Secara global, vaksin menyelamatkan lebih dari lima nyawa setiap menit – mencegah hingga tiga juta kematian per tahun, menjadikan vaksin sebagai salah satu kemajuan paling signifikan dalam kesehatan dan pembangunan global. Anak-anak yang diimunisasi menjadi lebih sehat dan berprestasi lebih baik di sekolah sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang berdampak terhadap masyarakat. (jack)