KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Edukasi Cegah Hoaks, Kominfo Jatim – Mafindo Surabaya Gelar Pelatihan Prebunking

Kominfo Jatim – Mafindo Surabaya menggelar kegiatan pelatihan bertajuk ‘Metode Prebunking untuk Penginderaan Hoaks’ di Lt. 4, Ruang Anjasmoro, Dinas Kominfo Jatim, Surabaya, Selasa (30/1/2024).

Surabaya (mediakorannusantara.com) – Guna memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan hoaks, Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kominfo Jatim) bekerja sama dengan organisasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Surabaya, menggelar pelatihan bertajuk ‘Metode Prebunking untuk Penginderaan Hoaks’, di lantai empat, R. Anjasmoro, Dinas Kominfo Jatim, Surabaya, Selasa (30/1/2024).

Dalam kegiatan yang dapat diikuti masyarakat secara umum ini, para peserta mendapatkan materi terkait metode prebunking yang merupakan tindakan proaktif melakukan pencegahan atau antisipasi sebelum menyebarnya berita hoaks, disinformasi, maupun ujaran kebencian.

Mewakili Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Komunikasi Publik Dinas Kominfo Jatim, Assyari. Saat ditemui, Ia menyampaikan, kerja sama Kominfo Jatim dengan Mafindo Surabaya ini sudah berlangsung beberapa kali, karena Mafindo Surabaya memiliki pengalaman yang cukup dalam terkait penginderaan hoaks, sehingga bisa dikolaborasikan dengan program ‘Klinik Hoaks’ milik Kominfo Jatim.

“Peserta diberikan pembekalan tentang bagaimana menghadapi informasi-informasi yang bertebaran supaya mereka sekurang-kurangnya tidak terjebak dalam kejahatan digital. Dengan kegiatan ini kita bisa lebih melek dan siap terhadap tantangan maupun efek digitalisasi, sehingga kita akan lebih terselamatkan dari kejahatan digital yang cenderung merugikan banyak masyarakat,” jelas Assyari.

Kepada para peserta, Assyari berpesan, supaya mereka tidak terpengaruh dan terkena imbas dari kejahatan digital. Maka, melalui kegiatan kelas prebunking ini, Assyari berharap, supaya para peserta juga bisa mengetuk tularkan ilmunya yang sudah didapatkan.

“Supaya masyarakat di sekitarnya, kerabat yang terdekat, teman maupun orang-orang yang dikenal bisa turut menyosialisasikan dan lebih mampu melakukan penginderaan terhadap hoaks,” harap Assyari.

Sementara itu, hadir menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan, seorang Relawan sekaligus Bendahara Mafindo Surabaya, Dyah Larasati mengatakan, materi yang Ia paparkan adalah terkait penginderaan hoaks atau prebunking.

“Jadi kita mengenali hoaks, sebelum hoaks itu sendiri dibuat atau diproduksi menjadi sebuah berita. Dari berita tersebut akan timbul hoaks apa saja karena adanya gap informasi itu. Nah, gap informasi itu sendiri adalah bagian informasi yang tidak tersampaikan atau mungkin belum disampaikan dalam sebuah berita, karena gap informasi ini bisa menjadi potensi timbulnya hoaks di masyarakat,” terang Dyah yang diketahui menjadi Bendahara Mafindo Surabaya sejak 2021 itu.

Dengan kegiatan ini, Dyah berharap para peserta bukan lagi menjadi insan-insan yang hanya bertanya terkait berita hoaks, melainkan juga bisa mengecek kebenaran suatu berita di situs https://s.id/cekhoaks . Karena melalui situs tersebut, dapat dilakukan pengecekan mandiri terhadap berita, apakah termasuk hoaks atau bukan.

“Sehingga kita tidak disesatkan dengan berita-berita yang hanya terpancing dengan judul, karena kulturnya orang Indonesia kan hanya membaca berita melalui judulnya saja. Makanya kita mengadakan kelas prebunking ini tujuannya agar kita bisa mandiri dalam mengenali sebuah berita itu hoaks atau bukan,” tutur Dyah.

Dyah mengungkapkan, kegiatan hasil kerja sama Kominfo Jatim dengan Mafindo Surabaya ini merupakan rangkaian yang terdiri dari lima batch. “Yang pertama sudah dilaksanakan kemarin tanggal 22 Januari 2024, lalu dilanjutkan hari ini tanggal 30 Januari, kemudian tanggal 1 Februari 2024 di Jombang, dan selanjutnya untuk batch yang terakhir masih menunggh konfirmasi. Jadi kita mengelilingi wilayah di Jawa Timur yang masih dalam Bakorwil,” ungkapnya.

Para fasilisator ataupun pembicara dalam kegiatan ini, Dyah menjelaskan, masing-masing tim sudah dibekali dengan Training of Trainer (TOT). “Sehingga para pembicara dipastikan mampu membawa materinya, karena sebagian besar dari trainer sudah memiliki sertifikat sebagai fasilisator,” ujar Dyah.

Menurut Dyah, seluruh masyarakat itu tidak seorang pun dapat kebal dari hoaks, karena seberapa tinggipun pendidikan seseorang, mereka bisa termakan dan menyebarkan hoaks.

“Maka, seharusnya memang semua dari kita mendapatkan edukasi terkait pencegahan penyebaran hoaks seperti ini. Harapannya kepada masyarakat yang pasti semoga lebih sadar, lebih melek digital, lebih berhati-hati terhadap informasi ‘saring dulu sebelum sharing’,” pungkasnya. (KN04)

Related posts

Pemkot Patoki Tanah Milik Veteran

kornus

Pasukan Garuda Darfur Meresmikan Masjid di Sudan

kornus

Ratusan Korban Apartemen Sipoa Gelar Aksi Demo di Depan Kantor Kejati Jatim

kornus