KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

DPRD Jatim Minta Pemerintah Stop Tepung Impor Tapioka

ilustrasi-tepung-tapiokaSurabaya (KN) – Komisi B DPRD Jawa Timur meminta kepada pemerintah pusat agar mengurangi atau bahkan menstop impor Tapioka. Hal ini dilakukan agar singkong dari petani singkong yang menjadi bahan baku tepung Tapioka bisa terserap lebih baik lagi.Anggota Komisi B DPRD Jatim Yusuf Rohana di DPRD Jatim, Kamis (13/10/2016) menilai persoalan ini segera diselesaikan. Pemerintah harus duduk bersama dengan para petani untuk mencari solusi terkait persoalan harga singkong. Ia juga meminta agar pemerintah tidak terlalu banyak mengeluarkan izin impor tepung tapioka.

“Nasib petani singkong ini mirip dengan nasib petani tembakau. Sebenarnya di Jawa Timur ini potensi singkong sangat banyak. Terutama di daerah yang sulit ditanami tanaman lain. Singkong relatif lebih muda perawatannya,”ujarnya.

Namun sayang, kata Yusuf Rohana, kualitas singkong ini memang kurang baik. Ada keluhan dari kalangan industri, singkong dari masyarakat ini kualitasnya tidak seusuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. “Singkong tidak sesuai dengan spek yang butuhkan industri. Kadar patinya itu kurang. Sehingga indutri tidak bisa menerima supply singkong masyarakat, kecuali yang pola tanamnya seperti yang diinginkan, jenis singkonya yang bisa diolah jadi tapioka,” paparnya

Yusuf Rohana yang juga ketua Fraksi PKS di DPRD Jatim ini menegaskan, untuk pihaknya akan menanyakan persoalan ini kepada pihak terkait. “Kami berharap pemerintah melakukan pendampingan terhadap para petani singkong ini,”ujarnya

Dengan pelatihan diharapkan akan mampu meningkatkan kualitas singkong sehingga memenuhi standar industri agar bisa diolah menjadi tepung tapioka. Selama ini masyarakat tidak berfikir sampai ke situ (untuk memenuhi kebutuhan industri). Mereka (petani) menanamnya pun alakadarnya. Ini perlu pengertian semua pihak.

Sekretaris Perhimpunan Petani Singkong Indonesia (HIPSINDO) Jawa Timur Muhasyim mengatakan, saat Harga singkong di dalam negeri terjun bebas. Di pabrik menerima harga singkong Rp750/Kg, sedangkan harga di tingkat petani berkisar Rp500/Kg. “Ini tidak wajar, mengingat harga keekonomian singkong di atas Rp1200. Dipastikan ribuan petani singkong, termasuk di Jatim, mengalami kerugian yang cukup banyak,” katanya

Dijelaskan, harga singkong jatuh disebabkan kebijakan impor tepung tapioka (berbahan dasar singkong) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan RI. Sampai bulan Juni 2016 tercatat 416.000 ton tepung tapioka di datangkan ke Indonesia.

Setiap tahunnya impor tepung mencapai lebih dari 1 juta ton. “Harga yang lebih murah, kualitas lebih baik dan kepastian supply yang kontinyu menjadi alasan produsen lebih memilih tepung tapioka impor,” tegas Muhasyim.

Di sisi lain Kementerian Pertanian memiliki data produksi singkong petani lokal yg lebih dari cukup utk memenuhi pasar lokal.Diterangkan, petani harus menunggu 8 bulan untuk memanen singkong, dan ketika musim panen (bulan Agustus -November), pemerintah masih membuka kran impor tepung tapioka. (wan)

Related posts

Gubernur Papua Dukung Otsus dan Pemekaran

Prajurit TNI Konga XX-K Bantu Pemeliharaan Bandara Dungu di Kongo

kornus

M Fawait dampingiu Sekjen Partai Gerindra Temui PMI yang Ada di tanah Suci di Sela Ibadah Haji

kornus