KORAN NUSANTARA
indeks Jatim

Disnak Jatim Segera Kumpulkan Kabupaten/Kota Penghasil Sapi Potong

Surabaya (KN) – Terkait tuntutan dari  paguyuban pedagang sapi dan daging sapi Surabaya, Kamis 23/2) yang berunjukrasa meminta pemerintah memperketat regulasi penjualan sapi keluar daerah, Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jatim segera mengumpulkan Kabupaten/Kota penghasil sapi potong.Respon selanjutnya, untuk menjaga stabilitas harga daging di pasaran, Disnak Jatim juga berupaya menjaga kelangsungan stok sapi potong di wilayah Jatim khususnya Kota Surabaya yang tingkat konsumsi masyarakatnya lebih tinggi dibanding daerah lain.

“Adanya tuntutan para paguyuban penjual sapi untuk memperketat aturan penjualan sapi keluar daerah, kami bisa memahami. Tetapi untuk tuntutan membuka impor sapi, Pemprov Jatim menolaknya,”Kata kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim Soeparwoko Adisoemarto, yang dikonfirmasi wartawan, Jumat (24/2).

Menurutnya, jika tuntutan membuka impor disetujui Pemprov Jatim, maka akan mematikan perekonomian sekitar 65.000 peternak sapi di Jatim.

Soeparwoko mengatakan, sebagai daerah dengan swasembada daging tingkat nasional, Jatim tidak akan kekurangan stok daging. Tetapi jika masih ada kekhawatiran dari masyarakat pemerintah akan mengkaji ulang untuk membuat regulasi baru.

Seperti diketahui, puluhan orang dari paguyuban pedagang sapi dan daging sapi Surabaya, Kamis (23/2) kemarin berunjukrasa meminta Gubernur Jatim memperketat regulasi pembatasan pengiriman sapi keluar daerah. Dengan adanya kebijakan dari pemerintah ini, harapannya kebutuhan untuk konsumsi daging masyarakat Jatim akan terpenuhi.

Para pedagang yang kemarin berangkat dari RPH Kedurus menuju kantor Dinas Peternakan Jawa Timur Jl Ahmad Yani, Surabaya, setelah itu menuju ke kantor Gubernur Jawa Timur di Jl Pahlawan, Surabaya. Dalam aksi itu mereka membawa tulang belulang sapi sebagai bentuk penyampaian aspirasi mereka.

Muthowif koordinator aksi unjukrasa Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Kota Surabaya dalam aksinya  mengatakan, tidak adanya regulasi itu membuat lebih banyak sapi dengan kualitas bagus malah dijual ke luar Jatim, diantaranya ke Kalimantan, Lampung, dan Medan.

“Surabaya setiap harinya butuh 250 ekor sapi potong untuk suplai daging segar. Biasanya kita dapat dari kawasan Timur, seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Jember. Tapi belakangan ini kita dapat kualitas sapi yang jelek. Dagingnya sedikit, tulangnya besar. Akibatnya para pedagang juga mengalami kerugian,” katanya. (yok)

Related posts

Pedagang ITC Unjuk Rasa Kompak Tutup Toko

kornus

Diskusi dengan UNICEF, Wali Kota Eri Paparkan Upaya Surabaya Jaga Kesehatan Mental Anak Pasca Pandemi Covid-19

kornus

Kalangan DPR : Keputusan Pilit Telkomsel Menggabarkan Bobroknya Manajemen

kornus