KORAN NUSANTARA
ekbis Headline indeks

Dewan Ingankan Jatim Fair 2019 Fokus Pada Pasar Dalam Negeri

Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah denga gelaran Jatim Fair ke-10 ini diiringi dengan penguatan sektor perdagangan antar daerah. Sebab, hal itu memiliki peran strategis bagi perekonomian daerah mau­pun nasional. Disamping itu, perdagangan antar daerah juga mampu memperkuat pasar dalam negeri dari serangan pasar bebas.“Sangat bagus jika Gubernur Jatim fokus pada pasar dalam negeri, karena inilah sesungguhnya captive market yang potensial. Jangan biarkan negara lain menyerbu pasar dalam negeri,” tulis Wakil Ketua DPRD Jatim, Anwar Sadad melalui akun Twitter pribadinya, @ansadad, yang dikutip Kominfo Jatim, Rabu (9/10/2019) .
Anwar Sadad yang juga Politisi asal Fraksi partai Gerindra ini menilai, Jawa Timur sudah memiliki modal cukup untuk terus meningkatkan sektor perdagangan antar daerah. Selain ketersedian sejumlah komuditas unggulan, mulai dari sembako hingga produk kerajinan dan pakaian, Jawa Timur juga telah memiliki sejumlah Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di sejumlah Provinsi.

Selain itu, kata Anwar Sadad, penguatan perdagangan anatar daerah juga sangat efektif untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Jatim yang selalu berada di atas rata-rata nasional. “Jatim menjadi provinsi penting bagi provinsi lain, khususnya di Indonesia Timur. Surplus perdagangan antar daerah tahun lalu bisa sampai lebih dari 200 triliun. Ini suatu prestasi yang fantastis di tengah pelambatan ekonomi nasional, bahkan internasional,”ujarnya.

Seperti diketahui, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa membuka Jatim Fair ke 10 Tahun 2019 di Grand City Surabaya, Selasa (8/10/2019).

Jatim Fair merupakan rangkaian Hari Jadi ke-74 Jawa Timur 2019 mulai 8 hingga 13 Oktober dengan mengusung tema “Semarak Belanja Hiburan dan Rekreasi Keluarga”. (KN01)

Related posts

Rekening Air PDAM Mencekik, Warga Jl Gayungan PTT Mengadu Ke DPRD

kornus

Jembatan Kali Mampang Depok Ambrol, Aktivitas Warga Terganggu

redaksi

Arief Hidayat jelaskan alasan MK tak panggil Jokowi