KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Caleg Partai Demokrat Diduga Money Politic, Warga Lapor Ke Panwaslu Surabaya

panwasluSurabaya (KN) – Warga dan pengurus kampung di RW 4, RT 3 dan RT 4 Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto Kota Surabaya, melaporkan dugaan money politic yang dilakukan caleg nomor urut 3 Dapil 1 untuk DPRD Surabaya, Dini Rijanti. Dugaan kecurangan itu, Senin (14/4/2014) awalnya dilaporkan ke KPU Kota Surabaya, namun disarankan pihak KPU jika kasus itu harus diserahkan ke Panwaslu Kota Surabaya.

Sayangnya, saat tiba di Panwaslu, rombongan warga tersebut diterima Ketua Panwaslu Kota Surabaya Wahyu Hariyadi. Namun Wahyu meminta agar kasus itu dilaporkan ke anggota Panwaslu Surabaya yang membidangi masalah kecurangan Pemilu, Lily Yunis. Siang itu, Lily Yunis tak ada di lokasi karena masih ada keperluan di Polrestabes Surabaya. Rombongan pun disarankan Wahyu Hariyadi untuk kembali melaporkannya pada Selasa (15/4/2014) hari ini.

Dini Rijanti merupakan caleg dari Partai Demokrat. Sementara kawasan itu merupakan basis PDI Perjuangan Surabaya. Namun warga heran, mengapa Dini Rijanti bisa menang telak di kawasan banteng moncong putih tersebut.

Temuan warga berawal dari penghitungan suara di TPS 10 Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto yang membawahi RT 3 dan RT 4, RW 4. Saat penghitungan pada 9 April 2014, perolehan suara Dini Rijanti yang kini masih menjadi anggota DPRD Jatim, sangat besar. Warga curiga, karena Dini Rijanti sama sekali tak pernah sosialisasi di kampung itu tapi bisa meraih suara tinggi.

Menurut Ketua RW 4 Endang, selama masa kampanye, pihaknya bersama warga setempat selalu terbuka dengan partai mana saja yang melakukan sosialisasi. “Baik PDI Perjuangan, Golkar, Demokrat dan siapa saja, kami terbuka. Tapi urusan mencoblos adalah hak warga. Kenapa saat Dini tak pernah sosialisasi, tapi bisa meraih suara besar saat penghitungan. Kami pun curiga,” ujar Endang.

Hal yang sama juga diakui Arif Mujianto, salah satu ketua RT setempat. Menurut dia, berdasar kecurigaan itulah, lalu dikorek ke warga. Dan benar diketahui jika sebelum pencoblosan, tim sukses Dini melakukan serangan fajar. Kabarnya uang yang diberikan ke warga berkisar antara Rp50 ribu sampai Rp75 ribu.

“Selain dari keterangan warga, kita juga mendapatkan pengakuan dari salah satu tim suksesnya yang melakukan serangan fajar tersebut. Kami curiga setelah penghitungan selesai pada Kamis (10/4/2014) dinihari. Jumat (11/4/2014) malam kami mencari data dengan mengorek beberapa warga dan berhasil. Berbekal dari keterangan beberapa warga dan tim sukses itulah, kami sepakat untuk melaporkan kecurangan itu ke Panwaslu,” aku Arif Mujianto.

Sementara Dini Rijanti yang dikonfirmasi melalui handphonenya, tak mendapat jawaban. Melalui short message service, Dini Rijanti membantahnya jika itu tidak benar. (Jack)

Related posts

Surabaya Macet, Langkah Strategis Wali Kota Urai Kepadatan Lalu Lintas

kornus

Panglima TNI : Prajurit Harus Jaga Kepercayaan Rakyat

kornus

Gubernur Khofifah Lantik Enam Pejabat Eselon II, Aris Agung Paewai Jabat Kepala Dinas Pendidikan – Ali Kuncoro Jabat Kadispora Jatim

kornus