KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Anggota DPRD Jatim Berharap Aspek Pertanian Dapat Perhatian Lebih dari Pemprov Jatim

Ponorogo (MediaKoranNusantara.com) – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Bambang Juwono M Hum melakukan menggelar forum penyeran aspirasi masyarakat pada kegiatan Reses I Tahun 2021 di Desa Bulu Lor, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jumat (5/3/2021) sore. Politisi PDIP itu bertemu dengan kelompok masyarakat (Pokmas).

Bambang Juwono mengatakan,  Ponorogo merupakan daerah pertanian. Karena itu, dia berharap aspek pertanian dapat perhatian lebih dari Pemprov Jatim. Mengingat pada tahun 2020 kemarin, capaian prestasi pertaniannya belum maksimal. “Ya saya lihat ini masih bisa dimaksimalkan.Tentu melalui bantuan sarana produksi dan infrastruktur, ” ujar dia.

“Kalau bicara masalah infrastruktur, lanjut dia, ini masalah klasik, dimana infrastruktur belum diperbaiki, termasuk di Ponorogo ini. Jadi sangat perlu diperbaiki,” kata Bambang Juwono.

Anggota DPRD Jatim asal Daerah Pemilihan (Dapil) Jatim 9 ini mengatakan, masalah  pertanian itu selalu melekat dengan pupuk dan bibit. Dari tahun ke tahun permasalahan pupuk ini selalu dikeluhkan petani, baik soal kelangkaan maupun tingginya harga pupuk.

“Para petani kalau ditanya soal pupuk mesti ada keluhan. Kita sebenarnya  menyadari masalah pupuk ini kan ada kebijakan Pemerintah Pusat yang memang ada pembatasan penggunaan pupuk kimia,”jelas dia.

Ini perlu disampaikan  kepada para pengambil kebijakan di pusat bahwa kalau memakai pupuk kimia (urea dan lain-lain) itu setahun petani bisa panen tiga kali. Namun kalau menggunakan pupuk  organik hanya panen dua kali.

“Lha yang kehilangan sekali panen itu siapa yang mengganti.  Sesungguhnya ini perlu jadi pertimbangan. Lantaran ini ada  masa transisi. Kalau pupuk organik  tujuannya kan untuk memulihkan kembali kesuburan tanah. Sementara kalau pupuk kimia cenderung merusak pada jangka panjang,”ungkap dia.

Bambang Juwono menegaskan,untuk mengembalikan tanah pada tingkat kesuburan awalnya lewat pupuk organik, tentu butuh masa transisi. Artinya petani  tidak panen dalam satu fase.Sebab ini urusannya kan dengan perut,” ujarnya.

“Karena itu, pemerintah harus turun tangan membantu. Entah ada intervensi kebijakan apa atau disubsidi seperti apa, sehingga para petani akan lebih familiar dan mau dengan sungguh-sungguh menggunakan pupuk organik, ” tandasnya.

Diakui Bambang Juwono, selama ini ada program pupuk organik, tapi petani setengah- setengah alias kurang serius karena produktivitasnya menurun. “Saya di dewan anggota Komisi A. Meski ini bukan kewenangan Komisi A, tapi akan kita fasilitasi sebagai usulan aspirasi. Nanti akan kita sampaikan biar nanti jadi masukan untuk Pemprov Jatim maupun  DPRD Jatim,”tutur dia.

Disinggung soal penemuan padi jenis baru,  Kreasi Insan Petani (KIP) yang satu ulirnya bisa menghasilkan 700 butir gabah,  Bambang Juwono menyatakan jika pihaknya belum tahu seperti apa varian padi jenis baru tersebut. ” Saya baru tahu dari media massa. Selanjutnya akan saya dalami dari kader PDIP di Kecamatan Kauman yang terlibat di situ, ” ungkapnya.

Politisi PDIP ini menegaskan, jika benar satu ulirnya bisa menghasilkan 700 butir gabah, semua pihak harus mendukungnya. Jangan dilihat ide itu dari siapa. Sepanjang itu baik dan bermanfaat untuk masyarakat luas harus didukung.

” Sekali lagi, jangan lihat itu dari siapa. Yang kita lihat produk ini bermanfaat besar apa tidak untuk masyarakat. Kalau bermanfaat, ya harus dukung semuanya, “ucap dia.

Lebih jauh, dia menuturkan jika Bupati Ponorogo Sugiri Suncoko telah mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk melihat padi jenis baru ini. “Saya nanti akan mendetailkan lagi.

“Kalau betul ada penemuan padi jenis baru yang bisa dikembangkan nanti akan kita usulkan ke Pak Giri (Sugiri Suncoko, red) untuk menjadikan ini sebagai program lebih masif di Ponorogo. Bayangkan, selama ini satu ulir  hanya menghasilkan 200 butir gabah atau maksimal 400 butir. Tapi ini bisa menghasilkan 700 butir, “bebernya.

Bambang Juwono menambahkan,  tinggal sekarang apa yang jadi kelemahan padi unggulan itu dan apakah ada toleransi petani bisa menanam.” Saya rasa ini nanti bisa dijadikan produk unggulan di pemerintahan Pak Giri, ” pungkas dia. (KN01)

Foto : Bambang Juwono SH, M. Hum saat melakukan penyeran aspirasi masyarakat – Reses I Tahun 2021 di Desa BuLu Lor, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jumat (5/3/2021) sore. 

Related posts

Bangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Melalui Wawasan Kebangsaan

kornus

Pemkot Surabaya Hapus Sanksi Administratif Denda Keterlambatan Pelaporan Kelahiran

kornus

Pembatasan Pemutaran Lagu Barat oleh KPID Jabar, Ernest Prakasa buang HP