KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Anggota Dewan Kecam Sikap Arogan Satpol PP

satpol PP-pedagang-pasar-keputranSurabaya (KN) – Pasca hearing di Komisi C DPRD Surabaya, Senin (27/1/2014) antara Satpol PP dengan pedagang Pasar Keputran, sikap arogan masih ditunjukkan anak buah Irvan Widyanto. Buktinya malam harinya, puluhan anggota Satpol PP terlihat bersitegang dengan para sopir pickup pengangkut sayur pedagang Pasar Keputran. Kejadian ini terjadi kawasan Jl Urip Sumohardjo. Para sopir angkut sayur terlibat ketegangan dengan para anggota Satpol PP. Karena para sopir tidak diperbolehkan untuk memarkir kendaraannya di tempat biasanya di Jl Urip Sumoharjo. Padahal di rambu-rambu lalu lintas tertulis larangan parkir hingga pukul 20.00. Namun hingga pukul 21.00 lebih, petugas Satpol PP tetap tidak memperbolehkan kendaraan pengangkut sayur parkir di tempat itu.

“Ini khan sudah jam 21.00 lebih pak, kenapa kok kita tetap dilarang parkir. Ini khan rambu-rambunya seperti itu,” kata salah seorang sopir sayur.

Meski diprotes oleh para sopir angkut sayur, namun para petugas Satpol PP tetap bergeming tidak membolehkan parkir. Kondisi sempat memanas dan menjadi perhatian para pengguna jalan yang melintas di kawasan Jl Urip Sumoharjo.

Terkait hal itu, anggota Komisi C DPRD Surabaya, Agus sudarsono mengecam keras sikap dan tindakan satpol PP. “Mestinya tidak arogan seperti itu. Utamanya sampai sempat terjadi ketegangan dengan para PKL dan sopir pickup sayur,” sesal Agus.

Apalagi kejadian itu hanya terjadi beberapa jam setelah hearing di gedung DPRD Surabaya. Ke depan mestinya jajaran Satpol PP yang dibawah harus bersikap simpati.
“Selama pedagang atau sopir sayur tidak melawan dan anarkhis maka Satpol PP tetap harus santun. Agar image Satpol PP tetap terjaga di mata masyarakat. Tidak terkesan selalu arogan saat melakukan penertiban,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim Anwar mengaku pernah menjumpai mobil Satpol PP menabrak gerobak bakso di depan WTC. Penabrakan itu dilakukan karena dianggap melanggar larangan berjulan di badan jalan. “Ini testimoni Komisi C, saya bersama rombongan Komisi C melihat dengan mata sendiri,” ungkapnya.

Alim merasa iba dengan pedagang bakso itu. Meski sebagai penegak Perda, Satpol PP tidak dibenarkan menertibkan PKL yang membandel dengan cara kekerasan. “Kok masih ada seperti itu. Saya tidak beropini. Ini langkah tidak sopan,” tambahnya dengan nada geram.

Bahkan, Alim berani bersumpah menyaksikan kejadian itu dengan kepala sendiri sekitar empat bulan lalu. Sayang, Alim tidak memiliki bukti-buktinya. Dia tidak sempat mengabadikan peristiwa keji itu.

Anggota Komisi C lainnya, Ernawati, membenarkan pengakuan Alim. Menurutnya, Satpol PP harus lebih manusiawi menertibkan PKL yang berjualan di badan jalan. Penertiban dengan kekerasan tidak dibenarkan secara hukum.

“Ini koreksi untuk Satpol PP, menggunakan cara persuasif itu lebih baik, saya yakin kalau dengan cara sopan pedagang maw ditertibkan,” tambahnya.

Ketua Asosiaso Pedagang Kaki Lima (Apkli), Rifa’I, bersedia memberikan bukti-bukti kekerasan Satpol PP. Pria yang fasih berbahasa Madura ini mengaku kesaksian Komisi C merupakan bagian kecil yang terjadi di lapangan.

“Saya punya buktinya semua, mulai dari foto kejadian sampai pada rekamannya, semua itu menunjukkan tindakan arogan satpol pp dan tidak sopan,” cetusnya. (anto)

Related posts

KKP Siapkan Mata Pencaharian Alternatif untuk Nelayan Pelintas Batas Indonesia – Australia

Gibran sebut Prabowo akan tentukan kabinet

Wagub Jatim Terima Gubernur Lemhannas RI dan Peserta SSDN

kornus