KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

Akomodir Problem Para Petani, Kusnadi Berikan Bantuan Pompa Air dan Fasilitasi Warga Untuk Bisa Dapat Kredit dari Bank UMKM

Sidoarjo (MediaKoranNusantara.com) – Ketua DPRD Jatim, Kusnadi SH, M.hum, politisi senior PDI Perjuangan (PDIP) dari daerah pemilihan (Dapil) Jatim 2 (Sidoarjo) mendapat banyak keluhan dari masyarakat, khususnya masyarakat Desa Gading, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo.

Sejumlah aspirasi warga itu, disampaikan masyarakat Desa Gading saat anggota DPRD Jatim dari Fraksi PDI Perjuangan, Kusnadi, saat melakukan program Penyerapan Aspirasi Masyarakat dalam kegiatan Reses II Tahin 2020 di Desa Gading, Senin (14/9/2020) sore.

Pada acara yang dihadiri puluhan warga itu, tokoh masyarakat Desa Gading, Kecamatan Krembung, Buari menyampaikan aspirasi yang menjadi harapan dan keinginan masyarakat Krembung.

Buari, lewat DPRD Jatim meminta kepada pemerintah agar masyarakat Krembung lebih diperhatikan lagi. Mengingat keberadaan Krembung, Kabupaten Sidoarjo ini, berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan.

“Lokasi Kecamatan Krembung ini cukup strategis dan potensi masyarakatnya perlu sentuhan kreatif. Apalagi dari 18 kecamatan di Sidoarjo, hanya Krembung yang belum tersentuh industri. Jadi mati urip dadi petani (mati hidup jadi petani). Penghasilannya kecil dan tak ada penerusnya. Ini karena para generasi muda memilih lari ke Kabupaten Mojokerto untuk bekerja di pabrik, “papar dia.

Jika di Krembung nanti menjadi kawasan industri, Buari berharap itu industri pangan. Mengingat secara geografis, posisi Krembung itu sangat strategis dan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani.

Sementara Kepala Dusun (Kasun) Gading, Munir menyampaikam beberapa persoalan yang menjadi keluhan para petani. Saat musim tanam, para petani Desa Gading mengalami kesulitan mendapatkan pupuk. Padahal kebutuhan pupuk para petani sudah terakomodir dengan jelas dalam RDKK yang diajukan kelompok tani maupun gabungan kelompok tani setiap desa.

“Hampir setiap tahun menjelang musim tanam kami selalu mengalami kesulitan pupuk. Kartu Tani yang dipakai untuk mengambil pupuk bersubsidi justru mulai dibatasi.

“Kartu Tani sudah didistribusikan ke petani. Persoalannya, kami hanya mendapat 200 kg/petani. Ini jelas sangat menyulitkan kami para petani. Bahkan, petani merasa miris dengan tanaman padi. Sebab jika tak diberi pupuk urea, tanaman tak bisa tumbuh. Padahal petani di Desa Gading ini per tahun bisa panen sampai tiga kali,” ungkap dia.

Tak hanya masalah kesulitan mendapatkan pupuk, lanjut Munir, para petani juga bingung menghadapi serangan hama tikus. Apalagi, obat hama (tikus) sekarang sudah terbatas. Ini tentu sangat memberatkan para petani.

“Terus terang, orang kalau enggak terpaksa enggak mau jadi petani. Coba bayangkan, meski tanaman padi rusak atau bahkan gagal panen karena dimakan tikus, namun pada musim tanam berikutnya ya tetap masih nandur lagi, ” imbuhnya.

Kesulitan lain yang dihadapi petani Desa Gading, lanjut Munir, petani juga sulit mendapatkan pengairan di saat musim kemarau. ” Untuk itu, petani di Desa Gading sangat membutuhkan bantuan pompa air agar irigasi lancar dan kami tidak kesulitan air saat musim kemarau,”tuturnya.

Menanggapi keinginan warga agar Krembung diproyeksikan jadi kawasan industri, Kusnadi menegaskan, ini perlu kajian lebih dulu. Yang jelas, warga tidak harus berangan-angan dulu. “Apa yang ada sekarang ini mari kita maksimalkan,” harap Politisi senior PDIP ini.

Diaku Kusnadi, profesi petani adalah profesi yang mulia. Karena kalau tidak ada petani, tidak akan bisa hidup. Tapi sampai saat ini profesi petani semakin tidak bisa menjadi penopang atau jaminan kehidupan bagi keluarga. Buktinya, para generasi muda banyak yang memilih bekerja di luar sektor pertanian.

Menurut Kusnadi, ini banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Karena itu, kalau mau meningkatkan taraf hidup harus ada kebijakan secara revolusioner. Artinya, karena banyak lahan pertanian beralih fungsi, maka perlu ada suatu regulasi yang betul -betul melindungi petani.

” Ya, boleh – boleh saja mereka menjual lahan pertaniannya. Tapi kuncinya jangan diubah atau beralih fungsi, yakni harus tetap menjadi lahan pertanian. Tapi sekarang kan tidak. Dapat warisan dijual untuk perumahan, akibatnya lahan pertanian menyusut. Di Sedati misalnya, sekarang sudah berubah menjadi kawasan industri (pabrik). Toh, warga hanya jadi buruh pabrik,” kata Kusnadi.

Ditegaskan Kusnadi, ini harus diselamatkan. Bagaimana caranya?” Nanti akan ada peraturan daerah (Perda) pada peningkatan atau nilai tambah. Ini agar fungsi lahan pertanian tak berubah status dan air tanah yang khusus untuk kepentingan pertanian tidak hilang,” imbuhnya.

Lebih jauh, Ketua DPRD Jatim yang juga sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Timur ini menuturkan, saat Indonesia dilanda resesi (krisis) ekonomi 1998 di era Presiden Soeharto, yang mampu bertahan adalah pelaku usaha di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dan, sekarang yang mampu bertahan hidup di masa pandemi Covid-19, justru para petani. Usaha di sektor jasa ambruk, hotel banyak yang tutup. Begitu juga perusahaan-perusahaan mengurangi produksi dan-PHK karyawannya. Sehingga banyak yang menganggur.

“Pada resesi 1998 ekonomi benar-benar lumpuh dan tak ada penyakit. Lha sekarang Covid-19 membuat orang tak bisa bekerja, ekonomi lumpuh dan rakyat kecil kena imbasnya. Tapi saya lihat petani masih bisa eksis dan ke sawah. Ini jadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa profesi petani jangan ditinggalkan. Ini profesi yang mulia,”tandas Kusmadi yang sudah empat periode menjadi anggota DPRD Jatim ini.

Meski demikian, jelas Kusnadi, bukan tak mungkin Krembung nanti juga men jadi kawasan industri. Itu bisa, tapi butuh perencanaan matang dan belum tentu dalam 10-15 tahun ke depan bisa terealisasi. Kecuali memang pemerintah merancang daerah tersebut menjadi daerah industri baru.

“Tapi kalau belum ada rancangan pemerintah untuk kawasan industri baru, ya pemerintah harus mempersiapkan itu,” jelasnya.

Kenapa di Krembung tak ada kegiatan di sektor industri? Menurut Kusnadi, mungkin karena Pemkab Sidoarjo juga sudah menetapkan daerah sini (Krembung) peruntukannya untuk daerah pertanian.

Yang penting saat ini bagaimana menyelesaikan problem yang dihadapi oleh masyarakat, dalam hal ini petani yang ada di Desa Gading, Krembung.”Apa problem mereka? Mereka butuh pompa air untuk bisa tanam padi. Ya sudah kita bantu pompa air satu unit. Kan itu yang di butuhkan para petani. Yang jelas, saya minta pompa air itu nantinya jangan dipakai untuk kepentingan pribadi, tapi unuk kelompok petani,” tegas Kusnadi.

Ke depan lagi, kata menyatakan, bagaimana para petani nanti difasilitasi untuk bisa mendapatkan kredit dari bank milik Pemprov Jatim, yakni Bank UMKM. Ini sangat dibutuhkan mereka untuk modal kerja.

Soal kesulitan pupuk yang dialami petani Desa Gading? Kusnadi mengatakan, masalah ini akan disampaikan ke Komisi B DPRD Jatim untuk dikoordinasikam dengan pihak produsen.

“Menghadapi kesulitan pupuk ini tak bisa seperti ini terus. Harus berkoordinasi dengan produsen pupuk yang sudah ditunjuk pemerintah untuk menyalurkan bantuan ke petani,” tandasnya. (KN01)

 

Foto : Ketua DPRD Jatim, Kusnadi saat Penyerapan Aspirasi dalam kegiatan Rese II Tahun 2020 di Desa Gading, Kembung, Sidoarjo, Senin (14/9/2020)

Related posts

Menteri ESDM: Risiko Subsidi Energi Capai Rp320 Triliun

Selama Libur Natal dan Tahun Baru, Walikota Risma Imbau Warganya Tak Pergi ke Luar Kota Demi Keselamatan Bersama

kornus

Satgas BLBI Berhasil Menyita Aset Senilai Rp15,11 triliun.