KORAN NUSANTARA
indeks Nasional

Akibat Pencemaran Kali Surabaya, Ecoton Minta Ganti Rugi Meneg BUMN Rp 4 M

Jakarta (KN) – Karena sudah merusak ekosistem Kali Surabaya, akibat pencemaran yang dilakukan PG Gempol Krep, Kementrian BUMN di desak, bayar ganti rugi sebesar Rp 4 milyar. Desakan ini disampaikan Lembaga Kajian dan Ekologi Konservasi Lahan Basah – Ecoton, langsung ke Kantor Kementrian BUMN, Senin (18/6/2012), di Jakarta. Prigi Arisandi Direktur Eksekutif Ecoton mengatakan, surat itu diantar sendiri, karena sangat penting dan perlu segera untuk ditindaklanjuti, karena kalau tidak, kerusakan Kali Surabaya semakin parah. “Saya mengantar sendiri surat itu, agar tidak terjadi salah paham, kalau Dahlan Iskan Menteri BUMN, menerima dan memahami isi dari surat yang kami buat dan kirimkan,” ujar Prigi.

Dalam surat itu, Ecoton melengkapi dengan data dan rekapan jenis ekosistem yang mati dan rusak, akibat pencemaran limbah cair Pabrik Gula Gempol Krep, yang terjadi Sabtu, (26/05/2012) lalu. “Kejahatan lingkugan yang dilakukan PG Gempol Krep 25 – 29 Mei 2012 lalu, sudah merusak tatana ekosistem, yang selama ini dibangun masyarakat dan komunitas juga aktifis peduli lingkungan di Jawa Timur,” tegas Prigi.

Ecoton dan beberapa komunitas peduli lingkungan di Jawa Timur, juga minta Kementrian BUMN, dalam waktu 10 hari, sesudah surat diberikan ke Kementrian BUMN, ada tanggapan yang tegas dan serius, karena sampai sekarang PTPN X dan PG Gempol Krep, sebagai pelaku perusakan lingkungan di Kali Surabaya, hanya adem ayem.

“Mereka terlihat santai dan merasa tidak bersalah, sesudah melakukan aksi perusakan lingkungan, bahkan mereka berusaha mengembalikan citra atau image yang sudah buruk, dengan mengajak keliling puluhan jurnalis ke semua pabrik gula yang dibawah manajemen PTPN X, untuk dipublikasikan, bahwa mereka peduli lingkungan, padahal kenyataannya tidak seperti itu,” ujar Prigi.

Sementara Teguh Ardi Srianto Ketua Komunitas Jurnalis Peduli Lingkungan mengatakan, kalau memang PTPN X berusaha mengembalikan citra buruknya dengan mengajak puluhan jurnalis keliling ke pabrik-pabrik gulanya, itu sama saja dengan pembodohan publik. “KJPL berharap, para jurnalis yang diajak berkeliling PTPN x masih punya hati nurani untuk perbaikan lingkungan dan tidak berpikir pragmatis hanya untuk mengenyangkan perutnya sendiri,” tegas Teguh.
“Kalau memang PG Gempol Krep salah yang tulis saja salah, jangan sesudah diajak keliling PTPN X,idealisme para jurnalis langsung “masuk angin” alias hilang tak jelas ke mana arahnya,” tambah Teguh.

Dijelaksan Teguh, kasus kejahatan lingkungan di Jawa Timur sangat banyak dan terjadi di semua daerah, tapi hanya yang kelihatan mata yang ditulis dan dibidik para jurnalis. “Harusnya para jurnalis juga punya empati dan kesadaran, kalau lingkungan mereka rusak, maka yang dirugikan selain dirinya juga generasinya di masa mendatang,” kata Teguh yang juga Reporter Radio Suara Surabaya.

Menurut Teguh, untuk memiliki empati dan kepedulian pada lingkungan itu, maka para jurnalis juga harus punya bekal dan pemahaman yang bagus tentang lingkungan hidup dan upaya-upaya pelestariannya. (red/KJPL)

Related posts

Tinjau Pabrik Minyak Goreng di Bali, Kapolri Pastikan Stok dan Harga Sesuai HET Dipasaran

kornus

Gubernur Khofifah Ajak Seluruh Masyarakat Jatim Jadikan Peringatan HUT RI Ke-75 Sebagai Mementum Raih Kemerdekaan dari Belenggu Covid-19

kornus

Ribuan Masyarakat di Depan Gedung Grahadi Padati Pesta Rakyat Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jatim

kornus