Surabaya (KN) – Curah hujan yang cukup tinggi di awal 2013 ini menyebabkan sebagian wilayah di Jatim terendam banjir. Tak terkecuali lahan pertanian. Akibatnya, banyak padi yang dikabarkan mengalami gagal panen (puso) akibat terendam banjir. Namun hingga kini, Pemprov Jatim melalui Dinas Pertanian belum menerima laporan dari Pemkab/Pemkot terkait lahan padi yang alami puso.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan DInas Pertanian Jatim, Ir Achmad Nurfalakhi mengatakan, diprediksi lahan padi yang alami puso karena banjir hingga pertengahan Januari ini telah mencapai 7.800 hektar. Guna memastikan lahan padi yang puso itu, kini pihaknya masih menunggu laporan dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
“Kami menyediakan bantuan bibit tanaman padi untuk mengganti padi yang puso. Tapi untuk mengeluarkan bantuan bibit padi ada prosedur administrasinya, salah satunya laporan dari pemkab/kota,” katanya saat ditemui wartyawan, Senin (14/1/2013).
Menyikapi padi puso yang terjadi di Bojonegoro, kata dia, hal itu menjadi agenda tahunan. Artinya, wilayah yang berada di DAS Bengawan Solo memang menjadi langgangan banjir. Sehingga, petani memang sengaja menanam walaupun tahu bakal terjadi hujan. Hal itu, kata dia, memang tidak bisa dilarang, karena petani memang tidak bisa membiarkan lahannya kosong, sehingga tetap menanam padi.
Kendati demikian, lanjut dia, pihaknya tetap memberikan bantuan bibit guna mengurangi beban padi yang puso. “Kalau ada laporan calon petani calon lokasi (CPCL) dari dinas pertanian kab/kota dengan data by name by address, maka kami bisa menyalurkan bantuan saat kondisi banjir reda dan lahan bisa kembali ditanammi,” tuturnya. (rif)
Foto : Ilustrasi tanaman padi