KORAN NUSANTARA
indeks Surabaya

Agar Masyarakat Mengenal Cagar Budaya, Komisi D DPRD Surabaya Menggagas Program City Tour

Surabaya (KN) – Sebagai kota Pahlawan, Surabaya memiliki bangunan yang memiliki nilai histories yang tinggi terkait perjalanan Surabaya secara khusus dan Indonesia secara umum. Namun bangunan bersejarah yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya ini, kurang mendapat tempat bagi warga. Akibatnya warga kota banyak yang tidak tahu soal bangunan cagar budaya dan sejarahnya.

Hal ini membuat Komisi D DPRD Surabaya, Komisi yang membidangi Pendidikan dan Kesejahteraan ini prihatin. Untuk itu perlu terobosan agar masyarakat tahu dan suka dengan bangunan cagar budaya. Hal  ini sangat penting agar warga kota tidak lupa akan perjalanan sejarah Surabaya.

Untuk itu, Komisi D menggagas program city tour dengan tujuan bangunan maupun tempat-tempat bersejarah di Kota Surabaya direalisasikan. Program tersebut rencananya akan diterapkan kepada siswa-siswa sekolah sebagai langkah awal. Harapannya, tidak hanya siswa sekolah yang mengikuti program tersebut, namun juga masyarakat umum.

Ide awal adanya kunjungan ke tempat dan bangunan bersejarah yang masuk dalam situs cagar budaya berawal dari Anggota Tim Cagar Budaya Suko Widodo saat dengar pendapat dengan Komisi D DPRD Surabaya, beberapa waktu lalu. Dan Komisi D langsung meresponya sebagai terobosan baru dan secepatnya dilaksanakan.

Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono mengaku mendukung adanya city tour untuk kalangan siswa hingga masyarakat umum. Menurutnya, dengan adanya program city tour bisa menumbuhkan semangat masyarakat dan berbagai instansi untuk ikut menjaga dan merawat bangunan maupun tempat cagar budaya yang ada di Surabaya.

“Memang harus dihidupkan program tersebut. Dengan begitu maka bangunan-bangunan maupun tempat bersejarah yang masuk cagar budaya akan terus terpantau secara berkala. Demikian pula dengan perawatannya,’’ujar Baktiono.

Dia mengatakan, Komisi D akan secepatnya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait diantaranya Dinas Pendidikan, Dinas Budaya dan Pariwisata, Dinas Perhubungan dan beberapa instansi lainnya. ‘’Ini

sangat bangus untuk diapresiasi,’’katanya.

Hal serupa dikatakan Anggota Komisi D dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Masduki Toha. Menurut Masduki, pihaknya akan mendesak Pemkot Surabaya untuk mengeluarkan regulasi mengenai program city tour untuk para pelajar. ‘’Semangat berdosa kalau kita membiarkan generasi penerus kita lupa atau tidak tahu akan sejarah,’’katanya.

Masduki mengatakan, mengenai anggaran untuk program tersebut memang harus dibuatkan nomenklatur baru. Yang pasti, kata dia, SKPD-SKPD yang terkait dengan program tersebut harus segera melakukan koordinasi. ‘’Kita akan dukung penuh, agar bangunan maupun tempat-tempat cagar budaya tidak hilang begitu saja,’’ tandasnya.

Anggota Komisi D DPRD Yang lainnya, Khusnul Khotimah dari FPDIP juga mengusulkan agar tidak setengah-setengah dalam menggagas program city tour. Artinya, tidak hanya pihak Pemkot yang terlibat dalam program tersebut. Namun juga semua kalangan, terutama pihak-pihak swasta seperti agen-agen perjalanan juha harus ikut mendukung program tersebut. ‘’Dengan begitu semua kalangan akan merasa memiliki bangunan dan tempat-tempat cagar budaya yang ada di Surabaya,’’ujarnya.

Sedangkan Suko Widodo, anggota Tim Cagar Budaya mengatakan, saat ini siswa-siswi sekolah lebih mengenal yang namanya supermarket atau tempat-tempat belanja maupun tempat wisata lainnya. Sedangkan dengan bangunan maupun tempat bersejarah yang ada di Surabaya, ternyata mereka

banyak yang tidak tahu. Untuk itu, harus ada gagasan semacam city tour yang mewajibkan setiap sekolah melakukan program kunjungan ke tempat bangunan-bangunan cagar budaya tersebut. (anto/Adv)

 

Foto : Baktiono, Ketua Komisi D DPRD Surabaya

Related posts

Menang Hasil Quick Count, TKD Jatim Prabowo-Gibran Syukuran Potong 2 Tumpeng

kornus

Polisi 17 Jam Obok-obok Kantor PSSI, Bawa 71 Dokumen dan 2 CPU

redaksi

Sejumlah Kiai di Jatim Berharap Adanya Revisi UU Pesantren, Partai Gerindra Jatim Minta Pembahasan Raperda Pengembangan Pesantrean Tidak Terburu-Buru

kornus