Surabaya (mediakorannusantara.com) – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki serta keunggulan dalam penelitiannya. Mendukung hal tersebut, ITS kembali resmi mengukuhkan enam profesor baru yang dimilikinya dari berbagai disiplin ilmu, Rabu (20/9).
Dalam momentum yang bertempat di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS ini, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menyampaikan bahwa jumlah profesor sangat memengaruhi kualitas dan pemeringkatan sebuah perguruan tinggi. “Jumlah peneliti di ITS memang tidak sebanyak perguruan tinggi lain, tapi kita (ITS, red) terus tingkatkan daya saing dalam bidang penelitian,” tandasnya optimistis.
Hal ini dibuktikan dengan publikasi penelitian ITS yang terus meningkat jika dibandingkan perguruan tinggi lainnya berdasarkan jumlah keseluruhan peneliti dalam beberapa tahun terakhir. “Sejak 2019, Alhamdulillah ITS telah berhasil mencetak 50 profesor baru,” ungkap rektor yang akrab disapa Ashari ini bangga.
Mengawali prosesi sakral pengukuhan, profesor ke-163 ITS Prof Dr Wahyu Wibowo SSi MSi menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai pengembangan model semiparametrik spline multirespon. Guru besar Departemen Statistika Bisnis ini menjelaskan, model tersebut bisa menjadi strategi untuk meningkatkan akurasi dalam pemodelan regresi (metode untuk memahami antara variabel independen dan dependen) yang dapat mengoptimalkan pengambilan keputusan suatu bisnis.
Sementara itu, Prof Dr Katherin Indriawati ST MT dari Departemen Teknik Fisika membawakan orasi ilmiahnya mengenai peningkatan kemampuan sistem untuk melakukan pekerjaan tanpa kegagalan dalam sistem kontrol modern. “Ada tiga strategi penting dalam sistem kontrol ini, yakni sensor less control, Fault Tolerant Control (FTC), serta deteksi dan identifikasi kesalahan,” terang guru besar ke-164 ITS tersebut.
Berikutnya masih berkaitan dengan sistem kontrol, Prof Dr Trihastuti Agustinah ST MT dari Departemen Teknik Elektro mengembangkan metode stabilitas dalam sistem kontrol robotik. Inovasi dari guru besar ke-165 ITS ini berfokus dalam menstabilkan sistem kontrol tracking pada pendulum kereta, pesawat tanpa awak (drone), serta mobile robot yang banyak digunakan untuk armada logistik.
Selanjutnya, beralih pada keilmuan fisiologi hewan dan ekotoksikologi, guru besar ke-166 ITS Prof Dr Dewi Hidayati SSi MSi mengembangkan optimalisasi pemanfaatan beberapa organ dari tubuh ikan. Salah satunya dari kulit ikan patin yang dapat dijadikan sumber gelatin halal. Selain itu, Kepala Departemen Biologi ITS ini juga meneliti beberapa organ penting ikan yang dapat menjadi indikator kualitas perairan.
Berikutnya, Prof Dr Tri Arief Sardjono ST MT dari Departemen Teknik Biomedik ITS juga menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai analisis dan pemrosesan citra biomedis dalam bidang kedokteran. Hal ini diwujudkan dalam pengembangan Spring Charged Particles Model (SCPM), sebuah model dengan kemampuan mengikuti kontur objek yang diminati. “Di dunia kedokteran, model ini dapat membantu diagnosis medis yang lebih akurat,” terang guru besar ke-167 ITS ini.
Mengakhiri sesi Sidang Terbuka Dewan Profesor, guru besar ke-168 ITS Prof Dr Drs Purhadi MSc menyampaikan orasi ilmiahnya dalam keilmuan matematika statistika pada model regresi spasial. Model ini menganalisis korelasi dari distribusi statistik yang menentukan faktor signifikan dari suatu fenomena. “Dengan model ini, dapat dianalisis faktor-faktor signifikan yang memengaruhi berbagai permasalahan baik alam dan sosial,” ungkap profesor dari Departemen Statistika tersebut.
Menutup rangkaian prosesi khidmat tersebut, Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Ir Imam Robandi MT mengungkapkan rasa bangganya kepada para profesor ITS yang kini genap berjumlah 168 orang. Rasa yang sama turut diungkapkan Ketua Senat Akademik ITS Prof Dr Syafsir Akhlus MSc. “Semoga publikasi dan produktivitas guru besar kita semakin meningkat,” pungkas guru besar Kimia ITS ini penuh harap. (jack)