Surabaya (MediaKoranNusantara.com) – Walikota Surabaya Eri Cahyadi menggelar mutasi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Senin (20/12/2021). Pelantikan pejabat itu dilakukan di lantai 2 Balai Kota Surabaya. Sejumlah Kepala Dinas Perangkat Daerah dilantik untuk mengisi jabatan baru atau sekadar mengikuti pelantikan karena perubahan nama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sesuai SOTK (struktur organisasi dan tata kerja) baru.
Perlantikan mutasi pejabat Pemkot Surabaya
Beberapa pejabat yang dimutasi itu diantaranya Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati dimutasi mengisi jabatan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat. Kemudian Kepala BPB dan Linmas Irvan Widyanto dimutasi menjadi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Kepala Dinas Kesehatan Febria Rachmanita dimutasi jadi Asisten Administrasi Umum, dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ikhsan digeser menjadi Inspektur Pemkot Surabaya.
Seusai pelantikan, Walikota Eri Cahyadi mengatakan mutasi adalah hal yang biasa bagi ASN. Bahkan, nanti setiap dua tahun atau maksimal tiga tahun sekali seluruh pejabat akan dirotasi, agar merasakan menjabat ke semua OPD di lingkungan Pemkot Surabaya.
“Jika nanti sudah banyak yang merasakan menduduki banyak jabatan, nanti mereka bisa saling melengkapi. Sehingga setelah mereka pindah dari OPD satu ke OPD lainnya, bisa saling tetap komunikasi dan memberikan masukan,” kata Walikota Eri Cahyadi.
Dalam pelantikan kali ini, Walikota Eri Cahyadi juga melantik tiga orang staf ahli walikota. Alasannya, walikota tidak bisa berdiri sendiri sehingga membutuhkan pendamping. “Saya ingin kembalikan ke marwahnya. Siapa staf ahli walikota itu?, ya orang-orang hebat yang mampu mendampingi walikota,” ungkapnya.
Eri Cahyadi juga menegaskan bahwa mutasi atau pergeseran pejabat ini bukan karena kesalahan. Bahkan, ia juga ingin menghapus paradigma tersebut. Sebab, pergeseran atau perpindahan pejabat itu adalah hal yang wajar, apalagi perpindahannya itu masih dalam satu rumah, yaitu rumah Pemkot Surabaya.
“OPD ini kan seperti keluarga dalam satu rumah, yang mana di dalam rumah itu ada kamar-kamarnya, kalau pindah kamar ya jangan mikir saya salah apa? Itu wajar. Ini yang harus saya buang ke depannya,” tegasnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini berharap, setelah adanya mutasi ini pelayanan pada masyarakat semakin baik dan lebih cepat. Selain itu, pelayanannya lebih tepat sasaran sampai ke bawah.
Dalam penunjukan pejabat baru ini, Walikota juga memastikan telah melalui asesmen yang melibatkan provinsi, melakukan pemetaan bahkan asesmen dengan metode 360. Setiap jenjang penilaian itu nilainya saling menguatkan antara satu penilaian dengan penilaian lainnya.
“Kita telah melakukan asesmen bekerjasama dengan provinsi. Kemudian melakukan pemetaan, cocoknya dimana pejabat itu ditempatkan. Kemudian ada lagi penilaian indikator yang jumlahnya ada sembilan. Diantaranya ada integritas, solutif, inovatif, kerjasama, loyalitas dan kenegaraan. Tak hanya itu, juga ada asesmen 360 yang penilaiannya dari bawahan, sejajar dan atasan,” jelasnya.
Walikota Eri Cahyadi juga meminta untuk semua pejabat yang dilantik untuk membuat inovasi yang berbasis teknologi. Sebab jika tidak, pelayanan di Pemkot Surabaya akan ketinggalan. Contohnya perizinan, harus menggunakan teknologi agar pelayanan itu cepat.
“Nanti setelah enam bulan, akan saya evaluasi. Jika hasilnya masih belum bisa, akan kita berikan waktu lagi enam bulan untuk membuat inovasi. Jika satu tahun itu tidak ada inovasi, ya kita ganti. Makanya inovasi ini sifatnya fardhu ain,” pungkasnya. (KN01)