Surabaya (KN) – Kota Surabaya kembali dipercaya oleh Sekretariat ASEAN di Jakarta untuk menjadi host (tuan rumah) pelaksanaan agenda internasional.Kali ini, Menteri Lingkungan dari 10 negara ASEAN dan tiga mitra wicara ASEAN yakni China, Korea Selatan dan Jepang, berkumpul di Kota Surabaya dalam acara Informal ASEAN Ministerial Meeting on the Enviromenth (IAMME) ke-14. Acara ini dibuka Menteri Lingkungan Hidup RI, Bert Kambuaya di Hotel Shangri La Surabaya, Rabu (25/9/2013).
Pertemuan ini diikuti oleh sekitar 120 orang yang terdiri dari para Menteri Lingkungan negara-negara anggota ASEAN yakni Brunei, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam plus China, Korea Selatan dan Jepang. Termasuk dari Sekretariat ASEAN dan para pejabat senior masing-masing negara. Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT, juga ikut hadir dalam pembukaan IAMME ke-14 tersebut.
ASEAN memilih Pemkot Surabaya menjadi host untuk IAMME ke-14 ini. Tentu saja, permintaan seperti ini kita tanggapi serius agar apa yang sudah kita lakukan dalam pengelolaan lingkungan, bisa menjadi contoh bagi daerah-daerah lain,” tegas Ifron Hady Susanto.
Pertemuan IAMME ke-14 di Surabaya ini membahas beberapa isu pengelolaan lingkungan. Masalah utama yang dibahas adalah polusi perbatasan. Ini karena banyak negara di kawasan ASEAN yang bertetangga dan berbatasan langsung. Agenda yang dibahas Menteri Lingkungan negera-negara ASEAN pada Rabu (25/9), akan di-share ke tiga Menteri Lingkungan di kawasan Asia pada Kamis (26/9).
Karena kerja sama masalah lingkungan kan tidak ada batasan kawasan, tidak akan berhenti di satu lokasi. Kita berharap semua permasalahan terkait ini sudah tereduksi sehingga menjadi kawasan yang terkait maintenance lingkungan,” jelas Ifron.
Forum pertemuan ini bukanlah yang pertama kali di tingkat ASEAN. Sejak tahun 1981, ASEAN sudah membentuk badan sektoral yang khusus menangani isu lingkungan dan sumber daya alam yaitu ASEAN Ministerial Meeting on the Environment (AMME). Forum tersebut kemudian melakukan pertemuan tiga tahun sekali. Nah, diantara pertemuan formal AMME tersebut, dilaksanakan pertemuan IAMME ini.
Para pemimpin di ASEAN memang sudah sepakat untuk mengintensifkan kerjasama di kawasan guna menjamin kelestarian lingkungan. Apalagi, pada tahun 2020 nanti, kawasan ASEAN akan dibuat sebagai wilayah green and clean. Komitmen para pemimpin ASEAN tersebut tercermin dalam salah satu pilar dari ASEAN Charter yakni dalam ASEAN Socio Cultural Community Blueprint (ASCC-Blueprint) periode 2009-2015.
Selain pertemuan, para Menteri Lingkungan dari negara-negara ASEAN serta tiga negara Asia tersebut diagendakan akan melakukan kunjungan ke beberapa kawasan di Surabaya pada Kamis (26/9/2013) sore. Kawasan yang akan dikunjungi oleh para menteri ini yakni Kecamatan Jambangan, lalu Kelurahan Gundih, Kampung Margorukun, Kecamatan Morokrembangan. Warga di dua kawasan ini berhasil mengolah limbah air menjadi air bersih serta sukses mengelola bank sampah. (anto)