KORAN NUSANTARA
Headline indeks Jatim

2017 Persediaan Pupuk Bersubsidi di Jatim Aman

ilustrasi-pupuk-bersubsidiSurabaya (KN) –  Pada Tahun 2017 alokasi pupuk bersubsidi (urea) sebesar 973.901 ton. Jumlah tersebut menurun dibandingkan pada tahun 2016 yang mencapai  1.100 ton. Meskipun jumlah tersebut menurun, pembagian ke kabupaten kota di seluruh Jatim bisa dikatakan mencukupi. Selain itu juga didukung dengan pupuk bersubsidi lain yaitu SP-36 sebanyak 154.557 ton, pupuk Za sebanyak 474.223 ton, pupuk NPK sebanyak 522.600 ton dan pupuk organik sebanyak 356.040 ton” Demikian disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Drs. Benny Sampir Wanto di Surabaya, Selasa(7/2/2017).Pupuk bersubsidi, ujar Benny, sudah diedarkan ke seluruh pelosok Jatim sejak dibuatnya SK Kepala Dinas dan Ketahanan Pangan Prov. Jatim Nomor. 521.1/001/113.15/2017 tentang alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian provinsi Jawa Timur Tahun anggaran 2017. “Masyarakat tidak perlu resah dengan isu yang berkembang bahwa akan terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi dengan adanya penurunan kuota. Dengan terbitnya SK tersebut, pupuk bersubsidi langsung disebarkan ke seluruh pelosok Jatim,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Bambang Heriyanto sudah menginstruksikan ke jajarannya khususnya Dinas Pertanian di kabupaten kota agar penyebaran pupuk bersubsidi   bisa diedarkan kepada para petani setelah turunnya SK tersebut.  Sebenarnya distribusi pupuk ke berbagai wilayah setiap tahun  tidak ada kelangkaan, kecukupan pupuk terjamin dan tersedia.

Kemungkinan besar dengan adanya aturan baru sehingga distribusi harus diatur terlebih dahulu. Sebelumnya, alokasi pupuk bersubsidi harus melalui peraturan Gubernur Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota. Untuk tahun ini, cukup dengan SK Kadis  dan selanjutnya dilanjutkan ke kabupaten kota untuk pendistribusiannya,” ucapnya.

Ada dua faktor yang menyebabkan proses distribusi pupuk sedikit terhambat diantaranya pada awal tahun proses administrasi diawali dengan pembuatan SK terlebuh dahulu, sehingga produsen belum berani untuk menyalurkan ke kabupaten kota. Untuk produsen ditentukan oleh pemerintah pusat yakni Pupuk Indonesia yang notabene membawahi pupuk seluruh Indonesia. Sedangkan untuk wilayah Jatim dipegang oleh Pupuk Kaltim dan Petrokomia Gresik.”Permasalahan lainnya adalah transportasi sebagai contoh untuk pengiriman dari Kaltim biasanya terkendala adanya ombak. Jadi iklim juga menjadi faktor terhambatnya distribusi pupuk bersubsidi.

Benny menambahkan alokasi pupuk bersubsidi setiap kabupaten kota berbeda, karena sesuai dengan usulan, dan juga track record  lima tahun terakhir berapa penyerapannya. Setiap kabupaten kota selalu mengusulkan lebih  besar dari seharusnya. Misalnya diusulkan 500 ton, padahal 300 ton sudah cukup untuk wilayahnya. “Alokasi tersebut akan di evaluasi selama setahun, nanti akan ada usulan tambahan. Biasanya pada bulan September atau Oktober akan diberikan tambahan,”tambahnya. (hms)

 

 

 

 

 

 

 

 

Related posts

Panglima TNI Kunjungan Kerja ke Timika Papua

kornus

Walikota Risma Menerima Bantuan 10 Ribu Masker Merah Putih dari Ari Lasso

kornus

Menuju Kota Layak Anak Dunia, Wali Kota Eri Cahyadi Paparkan Partisipasi Anak Surabaya di Forum Internasional

kornus