Surabaya (KN) – Para guru Taman Kanak Kanak (TK) yang selama ini menempati gedung balai RW akan mendapatkan uang transport bulanan sebesar Rp300 ribu perorang. Uang transport yang diambilkan dari APBD Surabaya ini akan diberikan mulai tahun 2016.Dana transport untuk para guru TK yang statusnya belum bernaung di bawah yayasan ini dianggarkan sebesar Rp1,9 miliar. Dana ini diusulkan oleh Komisi D DPRD Surabaya setelah membahas rencana kegiatan anggaran (RKA) 2016 yang diajukan Dinas Pendidikan Kota Surabaya sebesar Rp37,231 juta.
Menurut Junaidi wakil ketua Komisi D DPRD Surabaya, penambahan dana tersebut sebagai bentuk apresiasi kepada para guru TK yang tak mendapat bayaran karena sekolah TK yang dirikan belum mandiri. “Mereka setiap hari mau menyisihkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengajar anak anak TK. Ini harus kita apresiasi. Karena tugas mereka sebenarnya juga berat ikut mencerdaskan generasi muda,” ujar politisi Partai Demokrat Surabaya ini, Kamis (12/11/2015) siang di ruang Fraksi Demokrat.
Di Surabaya sampai saat ini masih banyak TK yang didirikan atas swadaya masyarakat masing masing RW. Karena swadaya maka untuk kelangsungan proses belajar mengajar dilakukan seadanya memanfaatkan gedung RW setempat. Sedangkan para gurunya diantaranya berasal dari ibu ibu warga sekitar. Beberapa sekolah TK tersebut berdiri di Simokerto gang 3 dan Kedungmangu serta Gading Kapas Madya.
Dana tambahan untuk transport para guru TK ini akan dimasukkan dalam nomenklatur anggaran Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD. Selain dana transport para guru TK non yayasan, ada tambahan anggaran lainnya yang merupakan inisiatif Komisi D. Nilainya mencapai Rp8 miliar.
Pos anggaran lainnya yang mendapat tambahan anggaran tersebut selain transport para guru TK non yayasan, adalah Pelaksanaan Ujian Nasional SD. Semula dianggarkan Rp 2, 172 miliar ditambah Rp2,250 miliar untuk testing center computer based test.
Sedangkan Peningkatan Kualitas Kegiatan Belajar Mengajar Dikdas yang sebelumnya Rp1.264.787 ditambahi sebesar Rp787.960. 360.”Tambahan ini diperlukan untuk implementasi pengembangan mata pelajaran dan bahan ajar. Penting bagi para guru untuk mendapatkan semacam training agar mampu meningkatkan cara belajar yang efisien dan siswa mampu menerima bahan ajar dengan baik,” ujar Junaidi.
Komisi D ingin ada peningkatan mutu pendidikan yang dibarengi dengan hasil unas. “Saya melihat selama ini anggarannya besar tapi nilai unas siswa di Surabaya kalah dari daerah lainnya. Dengan peningkatan anggaran akan berbanding lurus dengan kenaikan prestasi lulusan,” ujar Junaidi. (anto)