Surabaya (KN) – Peredaran uang palsu di Jawa Timur belakangan ternyata mengalami peningkatan. Hal itu bisa dilihat dari temuan uang palsu yang ada di lapangan. Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Wilayah IV tercatat bahwa temuan upal hingga Juni 2012 mencapai Rp1,191 miliar dengan jumlah bilyet sebanyak 14.107 lembar.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, temuan upal ini meningkat 35%. “Hingga semester pertama 2011, nominal temuan uang palsu tercatat sebesar Rp 883,45 juta,” kata Deputi Pemimpin KPBI Wilayah IV Jatim, Hamid Ponco Wibowo di Surabaya, Jumat (20/7).
Bila dilihat dari jumlah bilyet upal yang masuk ke perbankan selama Semester I/2012 terjadi peningkatan sekitar 24% dibanding periode yang sama tahun lalu. Selama semester I/2011 tercatat temuan uang palsu sebanyak 11.334 lembar.
Ponco mengatakan, untuk menghadapi terus meningkatnya jumlah penemuan upal, BI bersama instansi terkait berupaya untuk melakukan penanggulangan yang bersifat preventif maupun represif. “Upaya preventif, dilaksanakan melalui upaya – upaya memasyarakatkan pengetahuan mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam negeri maupun internasional,” katanya.
Sedangkan upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan melalui kerjasama dengan Kepolisian guna menangkap dan menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sementara itu, temuan upal hingga akhir 2011 lalu mengalami peningkatan sebesar 48,27% dari sisi nominal. Jika di 2011 nominal upal mencapai Rp1,253 miliar, hingga Desember 2011 meningkat menjadi Rp1,859 miliar. Sedangkan dari jumlah lembarnya meningkat 39,18% dari 16.485 lembar di 2010 meningkat menjadi 22.943 lembar di akhir 2011. (red)