KORAN NUSANTARA
Headline indeks Surabaya

Warga Surabaya Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari Mulai Pukul 06.21

ilustrasi-gerhana-matahari-totalSurabaya (KN) – Fenomena alam yang terbilang cukup langka, yakni Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016. Istimewanya, Indonesia merupakan satu-satunya wilayah di dunia yang bisa menyaksikan fenomena langka tersebut kali ini. Lantas apa yang sebaiknya dilakukan masyarakat Indonesia saat menghadapi fenome GMT tersebut?
Pakar astronomi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Bintoro Anang Subagyo SSi MSi, mengatakan bahwa fenomena langka seperti ini sangat baik untuk disaksikan dan dirasakan oleh masyarakat.

“Hal itu akan merangsang masyarakat untuk memiliki pola berpikir ilmiah dan meningkatkan rasa keingintahuan mengenai fenomena alam,” tutur dosen Fisika FMIPA ITS ini.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebenarnya gerhana matahari hampir setiap tahun terjadi, hanya saja tidak terjadi di tempat yang sama. Ia mencontohkan bahwa pada Agustus 2017 mendatang juga diperkirakan akan ada GMT, namun hanya menjangkau wilayah Amerika Utara yang bisa menyaksikannya.

“Mungkin Indonesia akan mengalami GMT lagi sekitar 30 tahun ke depan. Namun tidak menutup kemungkinan adanya gerhana matahari parsial, cincin, dan sebagainya,” papar pria asal Banjarmasin ini.

Ia menegaskan bahwa GMT di Indonesia ini adalah momen yang sangat langka. Bahkan ia sendiri mengaku, momen ini termasuk GMT pertamanya untuk bisa melihat.
“Sebenarnya waktu kecil sempat mengalami GMT, namun saya tidak diperbolehkan keluar rumah saat itu,” ungkap pria paruh baya yang juga bermaksud mengamati GMT langsung di Ternate bersama belasan rekan dosen Fisika ITS.

Menurut Bintoro, adalah suatu kesalahan apabila masyarakat masih mengikuti tradisi zaman dahulu, yaitu ketika mendengar ada gerhana, respon yang ada ialah larangan keluar rumah karena takut akan mengalami kebutaan. “Sebenarnya jika kita melakukan dengan cara yang benar tidak jadi masalah,” jelasnya.

Dikatakannya, tak butuh alat mahal untuk aman melihat gerhana matahari. “Kita bisa membuat pinhole, menggunakan kedok las, atau membeli kacamata khusus gerhana. Harganya saya rasa tidak mahal sekitar 30 hingga 50 ribu,” ujarnya.

Ia memberikan arahan lagi bahwa pinhole bisa dibuat dengan memberikan lubang kecil pada kertas karton atau kardus yang ditempel aluminium foil. Lubang tersebut berfungsi menangkap sinar matahari untuk kemudian diproyeksikan pada kertas putih untuk pengamatan.

Ia mengatakan bahwa yang membahayakan ialah menatap secara langsung proses gerhana matahari total tersebut. “Kalau saat matahari tertutup total tidak masalah. Namun ketika matahari muncul kembali dengan intensitas cahaya yang tinggi dan pupil mata kita tidak siap, itu yang bahaya,” terangnya.

Pun demikian, dilarang melihat dengan hanya menggunakan kacamata hitam biasa. Meski terkadang kita bisa melihat matahari secara langsung dengan kacamata hitam, namun Bintoro menerangkan saat itu pupil kita telah beradaptasi sempurna.

“Alat bantu pengelihatan yang baik adalah yang mampu mereduksi cahaya hingga 100 ribu kali. Kacamata hitam tidak mampu mereduksi sebanyak itu,” tukasnya.

Bintoro mengatakan, akibat yang ditimbulkan dengan melihat gerhana matahari dengan cara salah yang paling parah memanglah kebutaan. “Terkadang penglihatan juga menjadi kabur. Uniknya, gangguan pengelihatan ini tidak terjadi secara langsung setelah melihat gerhana, namun bisa terjadi berhari-hari hingga berminggu-minggu setelahnya,” paparnya.

GMT ini sendiri melewati beberapa lokasi di Indonesia di antaranya Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Sedangkan untuk kota Surabaya hanya dapat menyaksikan gerhana matahari sebagian.
“Beberapa mahasiswa ITS dibantu dosen Fisika nantinya juga akan melakukan pengamatan GMT di Kenjeran,” ungkapnya.

Untuk wilayah Surabaya, kita dapat menyaksikan gerhana matahari total ini sekitar pukul 06.21 – 08.39 WIB. Namun, yang tertutup di daerah ini hanyalah 83 persen. “Harapan saya untuk seluruh masyarakat, jangan melewatkan fenomena ini dan bisa mengambil hikmah yang mendalam dari kejadian alam ini,” pungkasnya. (red)

Related posts

ITS Masuk Enam PT Terbaik Nasional dalam QS WUR 2023

kornus

Pemerintah Kaji Fenomena Puluhan Sumur Ambles di Kediri

kornus

Tutup MTQ Jatim XXIX/2021, Gubernur Khofifah : Terimakasih Pamekasan dan Seluruh Kafilah

kornus