Surabaya (mediakorannusantara.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menggelar sosialisasi registrasi sosial ekonomi (Regsosek), dan pelatihan aplikasi Sepakat (Sistem Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Regsosek Terpadu). Sosialisasi dan pelatihan tersebut, diikuti oleh 209 orang yang terdiri dari jajaran perangkat daerah (PD) di tingkat kelurahan dan kecamatan se-Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Sosialisasi Regsosek dan pelatihan aplikasi Sepakat kali ini, adalah untuk sinkronisasi data kemiskinan dari tahun 2022 hingga tahun 2024. Data Regsosek tahun 2022 yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kepada Bappenas itu, nantinya akan dicocokan dengan data kemiskinan yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya di tahun 2024.
“Kita juga memiliki data update dan melakukan pekerjaan-pekerjaan dari data tahun 2022, siapa saja yang masuk keluarga miskin, setelah itu kita berikan sentuhan apa, hingga dengan pendapatannya berapa, kita juga bisa melihat usia yang produktif berapa. Alhamdulillah, menu (aplikasi) kita hampir sama persis dengan yang ada di Bappenas,” kata Wali Kota Eri, di Convention Hall Siola, Rabu (13/3/2024).
Wali Kota Eri yakin, akan ada perbedaan signifikan ketika data Regsosek yang dimiliki oleh Bappenas disinkronkan dengan data aplikasi Si Keluarga Miskin (Si Gakin) yang dimiliki pemkot. Karena, sejauh ini pemkot telah memberikan berbagai intervensi untuk gamis, mulai dari lapangan pekerjaan hingga bantuan lainnya.
“Data kemiskinan kan nggak bisa kalau nggak diupdate. Kalau yang ini tahun 2022, maka kan harus diupdate terus. Kan pasti berbeda dengan tahun 2024, harapan kami ketika ini disandingkan maka akan ada perubahan-perubahan,” ujarnya.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu berharap, dengan adanya sinkronisasi data ini bisa mengetahui apa saja yang dibutuhkan masyarakat. Dengan begitu, Cak Eri yakin dengan tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat akan tercapai ke depannya.
Ia menjelaskan, data kemiskinan di Surabaya terus mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya, berdasarkan data BPS tahun 2021 kemiskinan di Surabaya berada di angka 5,23 persen, kemudian di tahun 2022 ada di angka 4,72 persen. Angka tersebut terus mengalami penurunan, data dari BPS per Februari 2023 kemiskinan di Surabaya terus mengalami penurunan menjadi 4,65 persen.
“Target miskin ekstremnya Nol, target kita di kemiskinan biasa di bawah 2 persen. Maksimal di angka 2 persen, namun kita belum tahu kurangnya berapa, tapi kan kita juga akan terus mengurangi lagi,” harapnya.
Senada dengan Cak Eri, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat mengatakan, sosialisasi Regsosek dan pelatihan aplikasi Sepakat ini adalah untuk mensinkronkan data keluarga miskin se-Surabaya.
“Bukan hanya gakin, warga sejahtera dan prasejahtera pun terdata. Datanya sudah data semesta, yang kita data seluruh masyarakat Surabaya,” kata Irvan.
Irvan memastikan, data kemiskinan tahun 2022 dengan 2024 berbeda. Karena selama ini Wali Kota Eri Cahyadi telah memberikan berbagai intervensi untuk keluarga miskin di Surabaya. “Ya pasti berkurang, karena Pak Wali sudah memberikan intervensi e-Peken, Padat Karya, Kampung Madani, hingga Kampung Pancasila. Dalam setahun terakhir kan intervensi yang diberikan oleh pemkot sudah cukup banyak,” katanya.
Selain itu, survei yang dilakukan oleh BPS dan Pemkot Surabaya berbeda. Sebab, survey yang dilakukan oleh BPS jangkanya tahunan. Sedangkan pemkot terus melakukan update setiap bulan dengan mengerahkan perangkat kelurahan, kecamatan, hingga OPD.
“Karena memang BPS itu surveinya tahunan, anggarannya besar. Tapi kalau kita kan punya sendiri, bisa update tiap bulan,” pungkasnya. (jack)