Bandung (MediaKoranNusantara.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya penguatan potensi kemaritiman di wilayah pesisir selatan pulau Jawa. Hal ini diperlukan untuk memperkuat ekonomi wilayah pesisir, dimana sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut.“Kita harus memperkuat potensi kemaritiman khususnya di pesisir selatan, agar center of gravity bisa perpindah ke pesisir sehinga ekonomi masyarakatnya bisa menguat,” tukas Emil, sapaan akrab Wagub Jatim saat menjadi narasumber acara Seminar Nasional “Development 4.0 : Meeting the Global Challenges” di Aula Barat dan Timur, Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Senin (29/4/2019).
Wagub Emil menjelaskan, selama ini jalur yang menghubungkan antara Yogyakarta dengan Malang orientasinya selalu lewat utara. Karena wilayah selatan konturnya lebih sulit dan banyak pegunungan. Untuk itu, orientasi tersebut harus mulai diubah lewat pengembangan pelayaran perintis di pesisir selatan Jawa.
Dengan pengembangan pelayaran perintis ini sangat dimungkinkan terjadinya perdagangan antar wilayah selatan, Trenggalek dengan Cilacap misalnya,” terang Wagub Emil yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini.
Ditambahkan, salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jatim yakni dengan ikut mengembangkan pelayaran perintis sebagai bentuk intermoda competitiveness. Pelayaran perintis tersebut yakni di wilayah Trenggalek, Pacitan, Blitar, Malang hingga Banyuwangi.
“Ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” tegas Wagub Emil.
Menurutnya, penguatan potensi maritim dengan pembangunan pelayaran perintis, diharapkan dapat mendatangkan banyak manfaat positif. Salah satunya menarik para investor untuk ikut membangun akses transportasi laut. Dengan demikian, wilayah selatan akan mudah dijangkau, sehingga harga barang, ongkos produksi dan distribusi lebih efisien.
“Kita perlu terus mendorong south-south trip and trade dengan memperkuat konektivitasnya,” terang orang nomor dua di Provinsi Jatim ini sembari menambahkan bahwa Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II juga diperlukan.
Lebih lanjut disampaikan, saat menjadi Bupati Trenggalek, dirinya telah menjalin sinergi lintas daerah dengan sejumlah kepala daerah di wilayah DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sinergitas tersebut dilakukan untuk memperkuat kerjasama perdagangan di wilayah selatan Jawa atau south-south connectivity.
Hasil kerjasama tersebut, lanjutnya, pada Mei 2018 lalu telah diawali pengiriman 1.000 ton semen melalui kapal perintis dari pelabuhan Cilacap ke pelabuhan Banyuwangi. Bahkan, di akhir 2018, kapasitas pengirimannya meningkat 3 kali lipat dari rute yang sama.
“Perdagangan antara selatan dengan selatan tersebut adalah pertama kalinya. Dan inilah orientasi pembangunan kemaritiman kita yang harapannya bisa menjadi poros maritim dunia,” pungkas Wagub Emil.
Sementara itu, Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi mengatakan, tantangan dan peluang akan adanya revolusi industri 4.0 sangat besar dan hampir di segala bidang termasuk di bidang maritim. Salah satunya yaitu demokratisasi akses terhadap pengetahuan dan informasi sebagai dampak semakin canggihnya teknologi digital.
“Karenanya ini merupakan tugas kita bersama untuk menentukan regulasi apa yang akan diterapkan, untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0,” terangnya.
Narasumber lain pada seminar tersebut, antara lain Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara, Akademisi dan Budayawan Bambang Sugiharto, dan Contry Manager Waze Google Ind Marlin Siahaan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, pejabat dan akademisi di lingkup ITB, Sekdaprov Jabar beserta jajaran kepala OPD Pemprov Jabar. (KN04)