Magelang, mediakorannusantara.com  – Aktivitas budaya masyarakat lokal berupa Ruwat Rawat Borobudur ikut menjaga spiritualitas Candi Borobudur, kata General Manager Unit Borobudur, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Jamaludin Mawardi.

“Candi Borobudur bukan hanya fisiknya saja yang perlu dilestarikan, tetapi juga sisi spiritualitas yang divisualkan dalam bentuk Ruwat Rawat Borobudur,” katanya di Magelang, Jawa Tengah, Senin.12/6

Kegiatan Ruwat Rawat Borobudur yang diinisiasi Sucoro kini telah memasuki tahun ke-21.

Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu aktivitas budaya yang melengkapi aktivitas wisata di Borobudur, sehingga harus bisa menyesuaikan dengan kegiatan masyarakat sekitar.

Menurut dia, kalau berbicara Borobudur tidak hanya fisik candinya, tetapi juga dari sisi budaya yang menyertai keberadaan Borobudur dan kawasan sekitarnya.

“Saya kira hal ini perlu untuk mendapatkan ruang guna diekspresikan bersamaan dengan pariwisata,” katanya.

Sucoro menjelaskan Ruwat Rawat Borobudur adalah wahana pertemuan para pecinta seni dan budaya lintas keyakinan/kepercayaan, lintas etnis, dan lintas golongan. Sejak tahun 2003 Ruwat Rawat Borobudur secara terus-menerus mengadakan pertemuan melalui kegiatan budaya.

“Dengan tema-tema terpilih kami tetap konsisten, menyadari dan menjaga bahwa Borobudur adalah sebuah cagar budaya yang mempunyai nilai spiritualitas sebagai pusaka budaya bangsa,” katanya.

Ia mengatakan pada agenda ke-21 tahun Ruwat Rawat Borobudur mengangkat tema “Mengembalikan Nilai Spiritualitas Borobudur Melalui Tradisi”.

Menurut dia, kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sejak 21 Januari 2023 dan akan berakhir pada 30 Oktober 2023. Dalam rentang waktu tersebut terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama selesai pada akhir Mei 2023, salah satu kegiatan bagian pertama adalah pembuatan film cerita anak-anak berjudul “Pustaka Aksara Borobudur”

“Film tersebut telah diluncurkan pada 9 Februari 2023 dan secara berkala film cerita anak tersebut telah diputar di berbagai tempat pada acara budaya desa bersama pendampingan acara tradisi,” katanya.

Selanjutnya terkait dengan kegiatan 21 tahun Ruwat Rawat Borobudur bagian kedua pada Juni-September 2023. Panitia Ruwat Rawat Borobudur mengawali dengan “Ritual Perjalanan Spiritual Bhakti Bumi Usadha Panca Rasa Tunggal”.

Ia menjelaskan ritual ini lebih mengungkap dan mengenalkan potensi rempah-rempah di kawasan Borobudur. Dengan melihat kondisi yang ada dan penggambaran pada relief Candi Borobudur yang merefleksikan masa lalu adanya tumbuh-tumbuhan berkhasiat untuk kesehatan dan penyembuhan penyakit.

“Ritual perjalanan spiritual Bhakti Bumi Usadha Panca Rasa Tunggal disajikan dalam bentuk performance art yang diperagakan oleh para seniman Magelang,” katanya. ( wan/ar)