KORAN NUSANTARA
ekbis Headline indeks

Tim Ekonomi Provinsi Se-Indonesia Bahas Persiapan MEA 2015 di Surabaya

Surabaya (KN) – Forum Koordinasi Antar Tim Ekonomi Provinsi se-Indonesia kembali digelar di Surabaya.  Forum tersebut membahas kesiapan dan konsolidasi antar daerah dalam mengahadapi MEA 2015.“Forum ini sebagai langkah konsolidasi antar tim ekonomi provinsi se Indonesia, asisten II secara ex-officio membantu kepala daerah bidang koordinasi ekonomi. Mengingat bahwa perdagangan antar provinsi di Jawa dengan provinsi luar Jawa sudah intensif dilakukan,” Kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Jatim Hadi Prasetyo dalam paparannya di Surabaya, Rabu (17/12/2014) malam.

Menurutnya, pertemuan koordinasi antar tim ekonomi provinsi seperti saat ini sangatlah penting dalam menjalin hubungan kerjasama. Hubungan kerjasama ini akan memunculkan kesepahaman untuk menyiapkan sarana dan prasaranan di Indonesia.

“Perdagangan dalam negeri sudah menjadi hegemoni tiap provinsi , dan saling mendukung kebutuhan. Semisal perdagangan Jatim ke luar Jawa Triwulan ke III tahun 2014 tingkat ekspornya sebesar Rp. 400 Triliyun sedangkan impornya Rp. 300 Triliyun,” katanya.

Ada empat pilar dalam MEA, lanjutnya, yakni pasar tunggal dan basis produksi bersama, kawasan berdaya saing tinggi, kawasan pembangunan setara dan integrasi dengan perekonomian global. Dengan adanya empat pilar tersebut Jatim telah menyusun rencana aksi Percepatan Peningkatan Kapasitas Daya Saing Ekonomi Jatim Memasuki MEA 2015.

Terkait MEA,  Hadi Prasetyo menjelaskan, arus perdagangan dan jasa bias “dipotong habis oleh arus barang dan jasa dari luar negeri. Sementara ekspor barang dan jasa provinsi ke negara lain atau luar negeri resistant (bertahan).

“Hal tersebut harus diantisipasi dengan meningkatkan produiksi. Di tiap daerah pasti mempunyai potensi alam  dan UMKM bila dilakukan kerjasama antar daerah akan saling menguntungkan. Seperti bahan baku produksi dari pada impor dari luar negeri lebih baik mengambil dari provinsi lain,”ujarnya.

Dalam orasinya dia mengatakan, impor bahan baku Jatim dari luar negeri sebesar 83 persen, oleh karenananya bila suatu daerah mempunyai bahan baku yang dibutuhkan Jatim akan sangat menguntungkan bagi kedua daerah. Kami menggandeng Kadinda untuk melakukan perdagangan antar daerah.

“Ada beberapa strategi rasional –Pragmatis namun konseptual dalam menghadapi MEA 2015 yang pada tahap awal yakni pertahankan kinerja perdagangan antar provinsi, pertahankan hegemoni. Bekerja sama dengan swasta di “developed provinces” dalam rangka mengembangkan ekspansi jaringan produksi. Harus ada regulasi yang mengatur penggunaan produk local minimal sebesar 20 persen,” tuturnya.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tim ekonomi provinsi segera melakukan konsolidasi dan merumuskan focus dan prioritas., ke dua antar tim ekonomi membuat LOI dan dilanjutkan MOU untuk dasar dan arah penguatan hubungan ekonomi, ke tiga, merealisasikan MOU melalui implementasi kelembagaan , tata laksana serta dukungan yang terkonsolidasi antar Pemerintah Daerah, Kadin dan Asosiasi serta mengangkat topik yang perlu dukungan politis melalui APPSI (Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia).

Forum tersebut dihadiri perwakilan dari Kementrian Koordinasi perekonomian RI, Kadin, Asisten II Provinsi serta Biro Perekonomian se Indonesia. (yo)

Related posts

Gerindra Akan Depak Anggota Dewan Yang Tak Memiliki Integritas Dalam Bekerja

kornus

Prajurit Armed 12/Divif 2 Kostrad Cek Perlengkapan Evakuasi

kornus

Emil Dardak Ajak Generasi Muda Bangga Jadi Petani

kornus