Surabaya (KN)- Produksi tembakau Jatim setiap tahun mencapai 83.292 ton dengan jenis tembakau Voor-Oogst (VO) sebesar 73.304 ton dan tembakau Na-Oogst (NO) 9.988 ton. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, produksi tembakau Jawa Timur cukup mendominasi dan memberikan pasokan cukup besar untuk kebutuhan nasional, yakni sebesar 53 persen.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, Ir Samsul Arifin MMA saat dikonfirmasi wartawan, Senin (28/3) menjelaskan, budidaya tembakau Jatim cukup besar dan menyebar di 22 Kabupaten/Kota. Adapun luasan rata-rata dalam 10 tahun terakhir sekitar 110.813 ha, terdiri dari VO 102.742 Ha dan NO 8.071 ha.
Samsul Arifin menuturkan, selama ini daerah penghasil tembakau terbesar dengan mutu terbaik masih didominasi wilayah Madura. Secara umum kondisi agroklimat wilayah Madura dapat dibedakan, wilayah pantai selatan, wilayah tengah dan wilayah pantura. Daerah yang sesuai untuk tembakau adalah di wilayah tengah, lokasinya datar dan agak bergunung, relatif agak subur.
Sedangkan di pantai selatan banyak berkembang, tetapi tidak dianjurkan karena tanahnya banyak mengandung chloor.
Jenis tanah di Madura, meliputi alluvial, grumosal, latosol, litosol dan mediteran, umumnya dataran rendah dan hanya sebagian kecil di perbukitan. Jenis tersebut relatif kering dengan tipe C-E (S & F). Selain itu, jumlah curah hujan rendah sampai cukup (600-2.300 mm/tahun) dengan jumlah bulan basah antara 3-8 bulan dan bulan kering antara 9 bulan-4 tahun.
Dengan kondisi lahan dan iklim tersebut, wilayah tertentu di Madura memiliki kesuaian lahan dan iklim untuk pengembangan tembakau yang mengandalkan sumber air dari air hujan dan sumur untuk penyiraman. Oleh karena itu produktivitas tembakau Madura relatif rendah, namun bermutu baik.
Untuk musim tanam tembakau 2011 ini, perusahaan rokok juga dikabarkan akan membeli tembakau petani di Pamekasan, Madura sebanyak 20.900 ton. Dari informasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab Pamekasan, kini terdapat empat perusahaan rokok yang dipastikan akan membeli tembakau petani Pamekasan pada musim tanam tahun ini, yakni PT Djarum Kudus, PT Bentoel Prima, PT Gudang Garam, PT Langgeng Setia Bakti (Sampoerna).
Masing-masing PT Djarum akan membeli tembakau petani Pamekasan sebanyak 9.000 ton, PT Bentoel Prima 1.500 ton, PT Gudang Garam sebanyak 3.000 ton dan PT Sampoerna sebanyak 4.000 ton. Sementara, khusus untuk perusahaan rokok kecil seperti PR Sukun, Noroyono, Oepet, dan perusahaan rokok lokal yang ada di Pamekasan, rencana pembeliannya mencapai 3.400 ton. Sehingga total rencana pembelian tembakau dari empat perusahaan besar ini ditambah perusahaan kecil dan perusahaan rokok lokal yang ada di Pamekasan ini mencapai 20.900 ton.
Dari informasi tersebut, pihak Pemkab memastikan tidak akan ada tembakau petani di Pamekasan pada musim tanam ini yang tidak akan terbeli oleh pabrikan rokok sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya. Sebab, areal tanam tembakau pada musim tanam tahun 2011 ini hanya sekitar 32.205 ha, dengan asumsi hasil produksi 600 kg/ha. Dengan begitu, perkiraan produksi tembakau hanya 19.323 ton. Sedangkan, rencana pembelian tembakau oleh pihak pabrikan sebanyak 20.900 ton, sehingga kini masih kurang 1.577 ton.(von)