Banjar (KN) – Prestasi tingkat nasional di bidang lingkungan, kembali diraih Kota Surabaya. Setelah Senin (23/11/2015) lalu, Surabaya meraih penghargaan Adipura Kencana kategori Kota Metropolitan, Kota Surabaya juga meraih penghargaan sebagai pemenang lomba penanaman pohon tingkat nasional tahun 2014.Penghargaan ini diserahkan oleh Presiden RI, Joko Widodo kepada Pejabat (Pj) Walikota Surabaya, Nur Wiyatno di Tahura Sultan Adam Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (26/11/2015). Pj wali kota Surabaya didampingi Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya, Joestamadji.
Selain penyerahan penghargaan kepada kepala daerah pemenang lomba penanaman pohon tahun 2014, presiden juga menyerahkan penghargaan penanaman pohon tahun 2014 kepada rektor perguruan tinggi, kepala sekolah, kelompok tani/koperasi dan masyarakat peduli penanaman pohon, termasuk juga penyerahan penghargaan Adiwiyata Nasional.
Setelah memberikan penghargaan, presiden yang didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Komunikasi Informasi melakukan penanaman pohon bersama masyarakat. Kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan hari menanam pohon Indonesia (HMPI)dan bulan menanam nasional (BMN) serta Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) tahun 2015.
Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Joestamadji mengatakan, sejak tahun lalu, pemerintah pusat memiliki target agar provinsi/kabupaten/kota menanam satu juta pohon. Nah, selama satu tahun sebelumnya, pemerintah pusat melakukan penilaian dengan meninjau bagaimana kabupaten/kota menindaklanjuti program pusat terkait penanaman satu juta pohon. “Kita menanam pohon di Surabaya bersinergi dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) juga pihak kecamatan. Kami canangkan di mangrove Wonorejo. Alhamdulilah setelah dilakukan penilaian dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Surabaya dapat penghargaan,” ujar Joestamadji.
Menurut Joestamdji, dari informasi yang diterimanya, untuk tingkat provinsi Jawa Timur, dari beberapa kota/kabupaten yang dinilai, tinggal Surabaya dan Lumajang yang kemudian dinilai oleh pemerintah pusat. Ketika datang ke Surabaya, tim juri melihat taman-taman yang ditanami pohon-pohon besar dan juga pohon-pohon tahunan. Karena memang, kriterianya pohon harus berbatang. Salah satu kawasan yang menjadi tujuan tim juri adalah ke Balasklumprik. Surabaya juga mendapatkan poin plus dibandingkan daerah lain dalam hal peran aktif warganya.
“Panitia punya laporan pohon yang kita tanam. Misalnya kelapa ada berapa, mangrove berapa. Panitia ngecek tanaman ini ada di mana kita tunjukkan. Menurut mereka, keunggulan kami adalah karena partisipasi masyarakat yang tinggi. Bibit dan pohon disiapkan pemerintah juga pihak swasta. Lalu masyarakat dari berbagai elemen, termasuk umat beragama dan ormas keagamaan ikut menanam bareng. Nilai tingginya disitu,” jelas mantan Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan keuangan ini.
Dalam upaya menanam satu juta pohon, Pemerintah Kota Surabaya memang tidak berjalan sendirian. Ada inisatif dari warga untuk ikut berperan aktif dalam menanam pohon. Dinas Pertanian Kota Surabaya sendiri punya inisatif untuk mengajak warga menanam pohon. Salah satunay dengan memberikan pohon kepada masyarakat. Ada 600 ribu pohon yang sudah diberikan kepada masyarakat untuk ditanam. Mulai dari mangrove, pohon kelapa, trembesi, cemara udang. Itu belum termasuk pohon-pohon yang ditanam oleh warga, juga bantuan pohon dari tanggung jawab sosial perusahaan/Corporate Social Responsibility (CSR) nya pihak swasta dan BUMN.
“Pohon-pohon itu kita tanam menyebar. Di kawasan mangrove kurang lebiha da 400 ribu mangrove. Lalu pohon-pohon yang ditanam masyarakat. Ke depan, kami akan terus menanam pohon,” sambung pejabat kelahiran Banjarnegara itu. (anto)