Koran Nusantara – Busan adalah sebuah kota pelabuhan dan metropolitan di sebelah tenggara Korea Selatan. Dengan populasi sekitar 4.000.000 jiwa. Kota Surabaya dan Busan Korea hampir memiliki ciri sama.Kerja sama “sister city” antara Pemerintahan Kota Surabaya dengan Pemkot Busan, Korea Selatan, pada tahun 2014 merupakan tahun ke-20. Kerja sama yang sudah cukup lama tersebut tentu telah memberi manfaat kedua belah pihak.
Bahkan, delegasi antarkedua pemerintahan saling berkunjung untuk memantabkan lagi kerja sama dalam berbagai bidang seperti pendidikan, budaya, penataan kota dan ekonomi.
Nama Surabaya, ternyata sangat dikenal di kota Busan Korea Selatan. Sebab, Kota di sebelah selatan Negara Korea Selatan itu telah menjalin kerjasama dengan Surabaya dalam bentuk sister city sejak tahun 1994.
Kim Soo il, Kepala Kantor Busan Indonesia Center (BIC) ketika menerima rombongan Delegasi Pemerintah Kota Surabaya dan Jurnalis Surabaya menjelaskan, Surabaya merupakan satu-satunya pemerintah daerah di Indonesia yang melakukan kerjasama sister city dengan Busan. Mantan Dubes Timor Leste ini mengatakan selama ini berbagai bentuk kerjasama yang dilakukan Kota Surabaya dan Busan, meliputi bidang pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata. “Kita sering melakukan pertukaran tenaga pendidik, dan kebudayaan,” terangnya.
Di Busan Indonesia Center, selain informasi tentang Indonesia dan Surabaya, kegiatan kebuyaan juga seringkali digelar. “Banyak orang Korea yang mencari informasi soal wisata dan TKI ke sini,” papar Kim.
Ia memperkirakan, tiap bulan sekitar 9 ribu orang dan selama setahun hampir 100 ribu orang datang ke BIC. Kim Soo il mengungkapkan, untuk menunjukkan eratnya persahabatan. Di Sekitar kantor Busan Indonesia Center, akan didirikan taman Surabaya. Dan, akses jalan disamping pusat kebudayaan Kota Busan dinamakan Jl Surabaya. “Penanaman batu pertama Taman Surabaya akan dilakukan pada Februari 2014,” urainya.
Kim mengungkapkan, Walikota Surabaya Tri Rismaharini akan datang saat realisasi pembangunan Taman Surabaya. Patung berbentuk Ikan Sura dan Buaya, akan dikirim dari Surabaya. DPRD Kota Busan telah menyetujui pembangunan Taman Surabaya di Kota Busan ini. “Nanti akan dikirim satu patung Sura dan Buaya, tapi saya kita butuh beberapa karena tempatnya luas,” tegasnya.
Kim Soo il memperkirakan, anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan taman dan yang dilengkapi patung Surabaya itu mencapai 6 Juta Dollar AS.
Sebelumnya, Pemkot Busan juga sudah memasang monumen berlogo Korea di J dr. Soetomo Surabaya. “Saya berharap kerja sama ini terus ditingkatkan,” tutur Kim.
Sementara itu, Ketua Rombongan Delegasi Pemkot Surabaya Suharto Wardoyo yang didampingi puluhan jusnalis Surabaya menyambut baik keinginan Pemkot Busan dan BIC yang akan meresmikan Jl Surabaya. “Selama ini Busan dan Surabaya sudah berhubungan dengan baik. Tahun 2014 merupakan ulang tahun sister city ke-20 antara Busan – Surabaya. Kami berharap kerja sama ini ditingkatkan,” ucap Suharto yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya ini.
Adapun kegiatan yang sudah dilakukan selama ini, kata Suharto, adalah pengiriman delegasi Pemkot Busan untuk kegiatan cross culture festival yang digelar tiap bulan Juli di Surabaya.
Selain itu juga kesertaan delegasi Pemkot Surabaya, mengikuti Global Gathering yang digelar di Busan setiap tahunnya. Dan pengiriman delegasi pendidikan dari Pemkot Busan, yang diwakili para guru dan murid ke Surabaya yang digelar tiap bulan Februari. “Kita juga mengirim delegasi pendidikan guru dan murid bertepatan dengan Asian Youth Forum pada Juli mendatang,” pungkas Suharto Wardoyo.
Terpisah, Wakil Walikota Busan Kim Younggwan menyambut baik kedatangan para delegasi Pemkot Surabaya bersama jurnalis ke Kota Busan. “Kami berharap kerja sama ini lebih ditingkatkan lagi,” katanya.
Kim Younggwan mengatakan, kerja sama bidang pendidikan dan budaya antarkedua kota selama ini cukup baik. Jika perlu kerja sama investasi juga perlu dimaksimalkan dengan baik.
Hanya saja Surabaya perlu mencontoh sistem pengendalian kota di Busan, menariknya Kota Busan disetiap tempat ada CCTV-nya. Situasi jala diseluruh Kota Busan tampak tertib meski tak ada yang menggunakan separator (pembatas jalan di bagian tengah ). Tetapi hebatnya, jika ada yang melanggar lalu lintas maupun membuang sampah sembarangan, memang tak ditemukan petugas menindak langsung di jalan-jalan. Tetapi jika pengguna jalan ada yang melanggar surat tilang akan langsung datang ke rumah pemilik kendaraan yang melanggar lalu lintas.
CCTV itu dapat memantau situasi ketertiban kota dan nomor polisi kendaraan yang melanggar lalu lintas. Dendanya juga cukup besar, dapat membuat efek jera bagi warga yang melanggar lalu lintas. Begitu pula bagi warga yang melakukan pelanggaran seperti membuang sampah sembarangan, meski tak ada petugas disekitarnya selang beberapa menit sata petugas langsung menangkapnya. Dendanya juga cukup besar, dapat membuat efek jera bagi warga yang melanggar lalu lintas maupun membuang sampah sembarangan.
CCTV itu pun tak bisa dijangkau oleh masyarakat yang berniat usil. Karena alat itu berada di tempat yang tinggi. Ada yang di langit-langit sebuah bangunan (halaman depan bangunan) dan ada yang berada di puncak bangunan bertingkat.
Apakah hal ini mampu diterapkan di Surabaya? jika CCTV pengendali ketertiban kota itu bisa diterapkan di Surabaya secara menyeluruh maka tak khayal Surabaya akan menjadi kota metropolis yang lebih tertib, aman dan bersih.
Saat ini di Surabaya sudah ada beberapa titik yang dipasang CCTV namun belum menjangkau secara keseluruhan aktifitas kota. (anto)