Surabaya (mediakorannusantara.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar silaturahmi dan halal bihalal dengan forum pembauran Kota Surabaya, tokoh suku, adat dan ras di Kota Surabaya, Senin (22/5/2023). Acara yang digelar di Graha Sawunggaling itu dihadiri berbagai suku dan etnis yang hidup rukun di Kota Pahlawan.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan bahwa Surabaya itu menjadi luar biasa seperti sekarang ini, menjadi kota yang guyub rukun seperti sekarang ini karena kehadiran berbagai macam suku dan etnis yang selalu bisa menjaga rasa persatuan dan kesatuan serta NKRI harga mati. Makanya, di Surabaya saat ini bisa merasakan kehidupan yang tidak tidak ada bedanya antara suku yang satu dengan suku yang lainnya.
“Semuanya menjadi kekuatan besar dalam bingkai persatuan dan kesatuan serta NKRI harga mati,” kata Wali Kota Eri kepada seluruh tokoh suku dan etnis yang hadir dalam acara tersebut.
Oleh karena itu, Wali Kota Eri berharap betul kepada para tokoh-tokoh itu untuk selalu menjaga rasa persatuan dan kesatuan di Kota Pahlawan ini. Sebab, bagi dia tidak akan ada sebuah kota yang maju ketika kota tersebut hanya mengutamakan satu suku dan etnis.
“Sebuah kota itu akan menjadi kota humanis, kota yang toleran dan kota yang membahagiakan seluruh warganya ketika terdiri dari berbagai macam suku dan etnis dan menjadi kekuatan besar dalam bingkat persatuan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia berkali-kali meminta untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan di Surabaya ini hingga akhir hayatnya. Bahkan, ia juga meminta faham-faham radikalisme tidak boleh muncul di Kota Surabaya.
“Saya berharap kita semua memiliki kekuatan lahiriyah dan batiniah sehingga bisa menolak faham radikalisme itu. Kalau ada ormas yang dilarang oleh pemerintah, wajib hukumnya buat kita untuk juga melarang berdiri di Kota Surabaya, sehingga persatuan tetap bisa kita tegakkan dan rasa persaudaraan antar suku tetap kita jaga, karena itulah indahnya Kota Surabaya,” ujarnya.
Selain itu, Wali Kota Eri juga menegaskan bahwa pertemuan halal bihalal itu hanya untuk memperkuat tali silaturahmi. Ketika berbicara halal bihalal.
maka sudah sepantasnya harus saling memaafkan, sehingga hati menjadi bersih. Makanya, ketika masih ada rasa marah atau kesal kepada saudara, hilangkan rasa marah dan kesal itu.
“Kalau kita sudah bisa menghilangkan rasa marah dan kesal itu, maka insyaallah rasa bahagia itu akan ada di dalam diri kita. Ketika sudah merasa bahagia, maka rasa persatuan akan menggelora di dalam tubuh dan hati kita. Nah, ketika persatuan itu muncul, maka akan merasakan cinta tanah air, menjaga Indonesia dan menjaga NKRI. Insyaallah itu akan selalu ada di dalam hati kita sampai akhir hayat, sehingga kita akan terus meneriakkan Surabaya NKRI harga mati,” pungkasnya. (jack)